Kebohongan Sinta

1677 Kata

Sepanjang perjalanan Belva tidak mengeluarkan suara selain helaan nafas. Menatap kosong jalanan yang tampak padat. Ia tidak sadar jika cengkraman pada tali tasnya belum juga mengendur. Cengkraman itu semakin kuat kala percakapan ibu dan saudaranya kembali terngiang. Kalimat-kalimat provokasi yang dilontarkan wanita yang melahirkannya itu bagaikan pupuk yang membuat rasa benci di hatinya semakin tumbuh subur. Katakanlah dia durhaka karena membenci orang yang sudah mempertaruhkan nyawa untuknya. Namun, Belva merasa itu pantas dan wajar setelah apa yang wanita tersebut lakukan. Lain halnya dengan Bastian, yang masih tercenung dengan apa yang ia rasakan tadi. Saat berdiri berhadapan dengan Belva. Saat mereka sedang mencuri dengar percakapan Selva dan Sinta. Netra dan rungunya memang fokus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN