Ingatan lalu itu masuk ke mimpinya. Samantha terbangun saat terdengar adzan subuh. Duduk sebentar, menyapu tengkuknya yang terasa sakit. Mimisan terakhir membuatnya takut berpikir penyakitnya akan kambuh lagi. ‘Jangan sekarang, Ya Allah! Tolong. Ada banyak hal yang harus kulakukan. Dan juga bayi Rose itu apa mungkin itu milikku?’ Samantha beranjak ke toilet, mengambil air wudhu untuk melaksanakan dua rokaatnya. Tak ada lagi tempat bersandar lelahnya selain meletakkan dahinya pada sajadah. Memohon doa saat berbisik di bumi, berharap doanya didengar sampai ke langit. ‘Apa pun jalan hidup hamba nanti, Hamba pasrah, Ya Allah.’ Tak hanya fisiknya, semangat dan luka hatinya terkikis setiap hari. Kehilangan cinta dari sang kekasih, kasih sayang keluarga yang tak dia dapat, dan penyakit ini ak