Karena telanjur dipergoki Samantha, Rose urung mundur. Dia hanya tersenyum santun, lalu mendekati pendopo dan ikut bergabung dengan warga sekitar. Senyum canggungnya dibalas tatap heran Samantha. “Istrinya, ya, Kang?” tanya gadis desa berparas ayu itu, lagi. Dia mengangguk pada Rose, mengangumi cantiknya paras ‘londo’ wanita ini yang tetap terlihat cantik meski tubuhnya sangat berisi. Gendut, kata Alexander. Menggemaskan, menurut Samantha. “Bukan, Teh, ini kakak ipar saya,” jawab Samantha, sambil menggaruk tengkuknya. “Geulis pisan, si teteh. Namanya teh saha?” lanjut bapak botak dengan topi capingnya itu. Mungkin sebentar lagi dia akan berangkat ke ladang. “Rosea Carmila,” sahut Rose. “Khawatir segitunya, ya, Ndok, sampai disusulin begini adik iparnya.” Rose tersenyum canggung. Sam