S2 : Rindu dan Perpisahan

2036 Kata

Pada akhirnya Amira tidak ikut ke Papua, dia malah dilarikan ke rumah sakit karena keadaannya yang begitu lemah. Dia keluar masuk kamar mandi dan muntah muntah sampai akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit seperti ini. Dharma tidak bisa menghilangkan raut wajahnya yang khawatir sepanjang perjalanan, sampai akhirnya dokter menyatakan kalau Amira mengalami gejala hyperemesis gravidarum dan mengharuskannya untuk di rawat. Di dalam ruangan, Dharma terus menggenggam tangan sang istri dan menciuminya berulang kali. Air matanya mengenang begitu khawatir dengan kondisi Amira. “Lekas sembuh sayangnya, Mas.” Ibu Desi yang sebelumnya bicara dengan dokter itu akhirnya masuk dan menghela napasnya dalam ketika melihat Amira yang berbaring lemah di sana. “Kamu gak jadi ke Papua?” “Gak bisa ninggalin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN