“Kenapa, Sayang?” tanya Dharma ketika melihat Amira yang meringis. Wajah paniknya terlihat jelas yang dibalas gelengan kepala oleh Amira. “Kamu kenapa? ada yang kerasa?” “Gak papa kok, Mas. Cuma pusing doang, semalem William nangis terus,” ucapnya membuat Dharma merasa bersalah. Semalam dia tidak bisa ada di rumah karena ada pekerjaan keluar kota. Lalu Ibu Desi dan juga Soraya melakukan perjalanan berdua ke Ancol. Amira juga diajak, tapi Amira menolak karena dia harus mengurus beberapa hal di rumah. Jadi yang menangani William hanya dirinya sendiri saja, terlebih lagi sang anak enggan untuk digendong oleh orang lain. baru Amira sadar kalau suaminya itu memakai pakaian yang santai. Bukannya hari ini hari kerja? Kenapa Dharma masih terlihat santai di saat jam sudah menunjukan pukul seteng
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari