Aku pikir Aurel akan terkejut dengan keinginan yang kuajukan padanya. Ternyata dia tampak tenang sambil menyesap minumannya dengan anggun. Sungguh dia adalah wanita yang sulit kutebak. Satu detik Dua detik Tiga detik Empat detik Lima detik Enam detik Aku masih menunggu Aurel menjawab keinginanku. Tapi yang kutunggu tak kunjung datang. Hanya tatapan mata teduh yang membelai retinaku hingga mampu menghangatkan hati. "Aku belum yakin tentang perasaanmu padaku." Akhirnya satu kalimat terucap dari bibir manis itu. Namun itu bukankah jawaban yang kuinginkan. "Kenapa?" tanyaku singkat, aku merasa tak mampu banyak berkata lagi. Ungkapan Aurel membuatku merasa syok. "It's impossible... You fell in love at me in the moment I was devastated... (Ini mustahil... Kau jatuh cinta padaku disaat