Sudah satu jam kami kembali ke istana Felix. Kutatap wajah pulas Aurel yang tertidur sambil memeluk lenganku mesra. Aku bahagia, walaupun Aurel sudah kembali normal, dia tak menjauh dariku. Kami tetap tidur satu ranjang dengan posisi yang selalu memeluk tubuhku. Kumiringkan posisi tidurku lalu menatap wajah polosnya. Cantik natural dan tetap menggetarkan hati. Kukecup keningnya. "Sayang, aku pergi dulu ya. Biar kamu rindu sama aku," ucapku berbisik. Aurel masih pulas. Aku pun bangkit dari ranjang. Menulis sebuah surat untuknya dan berjalan keluar kamar. Kulangkahkan kaki menuju ruang kerja pribadi Mr Felix. seperti biasa, para bodyguard menunduk hormat padaku dan langsung membukakan pintu besar bernuansa hitam. Kulihat Mr. Felix sedang sibuk dengan berkas-berkas di tangannya. Kerutan di