Kini Aurel duduk terpaku di dalam sebuah mobil mewah yang melaju kencang. Hatinya benar-benar dilanda rasa khawatir. Sepanjang perjalanan dia hanya diam sambil mengusap telapak tangannya yang terasa dingin. Aurel benar-benar gugup. Bahkan dia merasakan jantungnya berdebar tak terkendali membuatnya merasa lemas. Berperang dengan perasaan sendiri membuat Aurel tak merasa sudah berpacu dengan waktu. Rupanya dia sudah sampai di sebuah tempat praktik ilmu kejiwaan. Psikiater. Aurel pun segera mengunjungi ruang administrasi dan pendaftaran. Kemudian menunggu dalam waktu yang cukup lama. Berkali-kali dia menoleh ke arah pasien lain yang didampingi sanak saudara. Sedangkan dia hanya duduk sendiri. Sedangkan Tyson masih dalam posisi sigap seorang bodyguard. Pria itu berdiri tegap tepat di sam