# Mahendra mengusap wajahnya kasar. “Arruna tidak mengingat tentangmu, atau tentangku. Dia tidak ingat apa-apa. Ini adalah satu-satunya kesempatan bagiku untuk memperbaiki hubungan kami. Aku harap, kau mengerti,” ucap Mahendra pelan. “Mengerti? Kau lebih memilih untuk bertahan disisi wanita yang tidak kau cintai dan meninggalkanku? Bagaimana caranya aku bisa mengerti semua ini?” Dua bulir air mata kini mengalir turun di pipi Lani. “Wanita yang tidak kucintai itu adalah ibu dari puteraku. Akulah yang telah menghancurkannya meski tanpa sengaja, tanggung jawabku kepadanya adalah seumur hidupnya dan seumur hidupku. Kami akan belajar untuk saling mencintai. Aku….tidak bisa membiarkan satu-satunya kesempatan yang kumiliki lewat begitu saja,” Mahendra melangkah mendekat dan memegang wajah Lan