PEMBALASAN TERAKHIR

1532 Kata
Malam itu seperti biasa setelah seisi rumah tertidur, Winarsih mengunci pintu kamarnya dan mulai duduk bersila. Seperti biasa ia berjalan keluar dari raganya. “Malam ini aku harus menghabisinya dan membuatnya hidup segan mati tak mau,” gumam Winarsih. Ia pun merapalkan matra yang ia tujukan kepada Toriq. Di tempat lain,Toriq yang sedang tertidur pulas tiba-tiba seperti melayang di udara dan ia merasa seperti Winarsih memangilnya, dan saa terbangun ia pun berteriak memanggil Winarsih membuat seisi rumahnya terbangun. “Winarsiiih! Winarsih! “ jeritnya. Sekar dan Kasani langsung bergegas menuju ke kamar putranya. Dan saat mereka masuk tampak Andini tengah menangis memegangi tubuh Toriq yang seperti kuda liar bergerak ke sana kemari sambil memanggil-manggil Winarsih. “Ini tidak beres,Pak. Kita harus segera membawa Toriq ke tempat Kyai atau orang pintar. Dia sudah terkena guna-guna. Umi yakin kalau pelakunya adalah Winarsih,Abi. Ingat , dia pernah menghilang selama berbulan-bulan, dan saat kembali tiba-tiba saja banyak kejadian aneh. Kematian ketiga teman Toriq juga pasti ada hubungannya dengan Winarsih.” Kasani yang tampak kebingungan tak bisa berkata apa-apa lagi selain memanggil para pembantunya untuk membantu. “Suami saya kenal dengan Kyai Roufiudin, Kyai di kampung Sindang laut. Biar Kang Darman yang pergi ,Ndoro,” kata Ratmi pambantu mereka. “Malam-malam begini bagaimana kalau ada serdadu Belanda yang patrol,” kata Sekar. “Bawa ini, ayahnya Meneer Pieter pernah memberikan tanda pengenal ini, supaya jika ada apa-apa serdadu Belanda itu tau bahwa kita bersahabat dengan keluarga Meneer Pieter.” Kasani memberikan sebuah benda pipih dari logam. Tanda pengenal seperti itu biasanya memang hanya dimiliki oleh pembesar-pembesar Belanda. Darman pun segera bergegas pergi menuju ke kampung Sindang laut. Beruntung ia tidak bertemu dengan serdadu Belanda yang berpatroli. Sampai di rumah Kyai Roufiudin Darman segera menceritakan apa yang terjadi. “Kau ikut dengan Abi,” kata Kyai Roufiudin kepada Rahman yang baru saja melaksanakan ibadah solat malam. “Baik,Abi.” Tanpa menunggu waktu lama mereka pun segera bergegas pergi. Saat tiba di rumah lurah Kasani keadaan Toriq sudah sangat memprihatinkan. Kyai Roufiudin segera menghampiri Toriq dan memegang kepalanya sambil tak putus membaca asma Allah. “Apa ada yang pernah dia sakiti?” tanya Kyai Roufiudin kepada Kasani. “Anak saya orang baik, Kyai. Dia tidak pernah mengganggu orang lain.Tidak mungkin dia memiliki musuh,” jawab Kasani dengan yakin. “Kau yakin?” tanya Kyai Roufiudin. “Tentu saja,Kyai. Keluarga kami ini keluarga terhormat. Tidak mungkin melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Kalaupun ada yang mengganggu itu pasti karena iri hati dan silau dengan kekayaan yang kami miliki,” jawab Kasani dengan pongah. Kyai Roufiudin tak menjawab ia memegang tasbihnya dengan erat sambil terus berdzikir, kemudian lelaki itu pun duduk bersila di tengah ruangan sambil menutup matanya. Hanya mereka yang memiliki mata batin yang bisa melihat roh Kyai Roufiudin meninggalkan raganya dan berjalan menghampiri seorang wanita yang tengah berdiri di halaman dengan wajah penuh dendam. “Nyai, kenapa Nyai melakukan ini semua kepada Nak Toriq?” tanyanya dengan hangat dan senyum yang arif. “Karena dia sudah melakukan hal yang sudah menghancurkan hidup saya. Dia dengan tega memperkosa saya secara bergilliran dengan teman-temannya dan setelah itu seperti sampah mereka membuang saya begitu saja. Bahkan saat ini saya sendiri tidak tau apakah saya sudah mati atau masih hidup. Saya seperti berada di antara dua dunia yang begitu membuat saya tersiksa.” “Lepaskanlah dendammu,Nyai. Itupun kalau kau masih menganggap saya sebagai gurumu,” kata Kyai Roufiudin. “Maaf Kyai,saya tidak bisa, manusia itu harus merasakan apa yang saya rasakan. Dia akan seperti itu seumur hidupnya. Gila karena cinta, cinta yang tidak pernah terbalas. Sama seperti saya mencintai Kang Rahman, tak akan pernah terbalaskan selamanya.” Kyai Roufiudin menghela napas panjang dan menatap Winarsih. “Kalau begitu, aku terpaksa akan menghukummu,” kata Kyai Roufiudin sambil memasang kuda-kuda dan membaca asma Allah kembali. “La haula wala quwwata illa billah, Allahu Akbar.” Kyai Roufiudin melemparkan tasbihnya kea rah Winarsih , namun winarsih dengan cepat menangkis serangan itu dengan ajian braja musti miliknya. Crash! Crash ! Terlihat tubuh Kyai Roufiudin yang sedang duduk bersila bergetar hebat membuat Sekar dan semua yang berada di dalam ruangan itupun cemas dan merasa berdebar-debar. Sementara di alam lain yang tak terlihat tampak Winarsih berusaha untuk menghindari serangan Kyai Roufiudin. Dia memang tidak berniat untuk melukai gurunya itu. “Ah,rupanya ajian braja musti yang kau miliki sudah sempurna, kau bahkan sudah bisa menggunakan ilmu ini untuk pengobatan. Tapi, ajian jaran goyang yang kau miliki itu akan membuatmu tetap seperti sekarang ini. Kau akan meninggal seperti orang biasa saat orang yang kau turunkan ilmu ini salah sasaran sehingga akan berbalik kepadamu. Dan orang itu hanyalah keturunan dari Toriq sebagai orang yang sudah kau buat seperti sekarang ini,” kata Kyai Roufiudin sambil melepaskan sebuah pukulan ke arah Winarsih. Seketika tubuh Winarsih terpental kembali ke raganya. Gadis itupun membuka matanya dan ia merasa dadanya terasa sedikit sesak. Sadar bahwa tubuhnya terluka dalam, Winarsih pun meninggalkan rumahnya kembali ke gunung ciremai. Sementara itu, setelah memukul Winarsih, Kyai Roufiudin kembali masuk ke dalam raganya. Tak lama ia pun membuka matanya dan menoleh kepada Kasani dan Sekar. “Anak kalian tidak bisa disembuhkan. Selamanya ia akan menjadi seperti ini, itu karena dosa dan kesalahannya sendiri. Dia telah terkena ajian Jaran Goyang tingkat tinggi,siapapun tidak akan bisa menyembuhkan kecuali pengirimnya melepaskan. Tapi, pengirimnya tidak mau melepaskan anak kalian karena anak kalian sudah menebarkan dendam dan angkara murka.” “Apa yang telah dilakukan oleh anak kami Kyai?” tanya Sekar. “Dia sudah memperkosa Winarsih bersama ketiga orang temannya. Jika kalian ingin anak kalian sehat kembali, kalian harus menemui Winarsih dan meminta baik-baik supaya gadis itu mau mencabut pengaruhnya dari anak kalian. Maaf,saya hanya bisa membuat anak kalian lebih tenang, tapi sembuh total tidak akan bisa. Saran saya, rajin-rajinlah membaca surat Yasiin setiap subuh dan maghrib.” ***** BAB 19 MASA SEKARANG YANG MENYIKSA Winarsih menghela napas panjang. Puluhan tahun berlalu, namun wajahnya masih secantik dulu. Itu semua berkat Ajian Jaran Goyang yang melebur manjadi satu dengan dirinya. Setelah terluka parah,Winarsih kembali ke gunung ciremai untuk menyembuhkan luka dalamnya dan setelah itu ia pun meninggalkan Ciremai dan pergi ke Sumedang kemudian naik dan menetap di Gunung Lingga. Ia banyak membantu orang yang terkena teluh atau penyakit berat. Tapi,tidak sembarangan orang yang bisa menemukannya di gunung lingga. Dan ia tidak pernah sekalipun juga memberikan ajian jaran goyang miliknya sampai Kamila datang kepadanya. Dan ia merasakan bahwa dialah gadis yang selama ini dia tunggu. Itulah sebabnya Winarsih langsung memberikan ilmu itu tanpa meminta apapun, karena ia tau bayaran yang akan ia terima adalah pembebasan. *** Kamila turun dengan anggun dari mobil Abimanyu. Sementara , Sabrina yang kebetulan melihat hanya bisa menangis dan berlari pergi. “Nanti aku jemput sepulang kuliah,ya,” kata Abimanyu. “Iya, Mas. Aku tunggu ,ya.” “Hati-hati, jika nanti Sabrina mengatakan soal apapun tidak usah terlalu di dengarkan,” kata Abimanyu lagi. Kamila mengangguk dan segera masuk ke kampusnya. “Aku mau bicara!” Kamila menoleh saat tangannya ditarik oleh seseorang. “Ada apa lagi,Sab?” tanyanya pada Sabrina. Rupanya Sabrina tidak sendiri, ia ditemani oleh Maria dan Nurul. Mereka adalah sahabat Sabrina yang paling dekat sekaligus juga paling tidak menyukai Kamila. “Kau ini tidak tau diri,ya! Selama ini kurang apa Sabrina kepadamu?!” hardik Nurul sambil menuding ke arah Kamila. “Memangnya aku kenapa?” tanya Kamila dengan wajah yang polos. Nurul dan Maria jelas merasa sangat geram mendengar jawaban Kamila. Dengan kesal mereka mendorong bahu Kamila hingga gadis itu hampir saja kehilangan keseimbangan. Namun, Kamila merasa seperti ada yang menahan tubuhnya dari belakang sehingga ia tidak sampai jatuh. “Abimanyu tidak bisa meninggalkan aku begitu saja!” seru Sabrina dengan wajah yang penuh air mata. “Memangnya kalian sudah sah menikah?” sindir Kamila. “Itu karena … “ “Dengar, kalau kau mau mengatakan bahwa hubunganmu dan Abimanyu sudah melebihi batas, itu adalah kesalahanmu sendiri, kenapa kau sangat murahan mau saja menyerahkan tubuhmu kepada lelaki yang belum sah menjadi suamimu. Mungkin itu adalah karma di masa lalu dari keluargamu,” tukas Kamila dengan sinis sambil melangkah pergi meninggalkan Sabrina dan kedua dayangnya itu. Sabrina hanya mampu menangis sedih melihat kepergian Kamila. Ia tidak tau lagi bagaimana caranya supaya Kamila mau mengembalikan Abimanyu kepadanya. “Sabar ya,Sab. Kita akan cari cara supaya Abimanyu kembali lagi kepadamu.” “Bagaimana caranya,Rul? Bahkan kemarin saja saat aku memohon dia tidak mau mengindahkan aku.” “Kita datangi saja kedua orangtuanya,” kata Maria memberikan usul. Sabrina tertegun, sebelumnya ia memang pernah bekunjung ke rumah Abimanyu. Tapi, pada saat itu rumah Abimanyu dalam keadaan sepi. Hanya ada pembantu rumah tangga dan tukang kebun mereka sehingga pada hari itu terjadi sesuatu yang seharusnya belum boleh terjadi di antara mereka berdua. Sabrina menghela napas panjang, ia merasa tidak kuat lagi menghadapi nasib yang menimpa dirinya. “Kita masuk ke kelas saja,yuk. Kau tau kan ini jam nya Ibu Rina, kita bisa medapat nilai yang jelek jika kita sampai terlambat.” “Iya, Maria benar, Sab. Sekarang kita kuliah saja dulu. Nanti kita akan bahas lagi soal Abimanyu dan ulat bulu itu sepulang kuliah,” ujar Nurul. Sabrina pun menuruti perkataan kedua sahabatnya itu dan segera masuk ke kelas dan mengikuti mata kuliah. ***

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN