Perhatian Davin

1547 Kata
"Masuklah dulu ke dalam mobil, tubuhmu mulai menggigil Davin!" Selena setengah berteriak karena hujan yang semakin lebat. "Kamu bisa terlambat sampai ke puncak, Selena. Aku harus menyelesaikan perbaikan segera." Dengan badan setengah menggigil, Davin tidak menyerah menyelesaikan misinya. Dia tidak bisa membiarkan Selena sedih karena tidak berhasil memberikan kejutan untuk kekasihnya. "Sudah. Jangan pikirkan masalah puncak. Sekarang masuk. Kalau harus gagal, ini bukan salahmu. Ayo masuk sekarang! Ganti bajumu, aku menunggu di luar." Selena segera berbalik badan. Dia tidak mungkin berada dalam satu mobil dengan Davin yang berpakaian basah. Apalagi keadaan ini membuat keseksian Davin terekspos. "Baiklah kalau kamu memaksa," Davin yang memang sudah tidak tahan dengan udara dingin yang menyelimutinya dan ditambah dengan pakaian basah karena air hujan segera masuk dan mengikuti saran Selena. Davin mengganti bajunya dengan pakaian santai yang ada di ranselnya. Dia tidak sempat membuka bagasi karena tubuhnya yang semakin menggigil. Celana kain berwarna abu-abu dan kaos lengan pendek berwarna merah dengan motif otomotif di tengahnya tampak begitu serasi. Rasanya, pakaian apapun yang melekat di tubuh Davin tetap membuat lelaki itu mempesona. "Selena, aku sudah ganti!" teriak Davin melalui kaca mobil yang sengaja dibuka lebar olehnya. Selena yang juga mulai membeku karena udara dingin dan hujan lebat segera menyusul Davin masuk ke dalam mobil. Celana bagian bawahnya basah. Membuat gadis itu sedikit tidak nyaman. Gadis itu mengambil selimut yang memang selalu dibawanya di bangku belakang dan segera membungkus tubuhnya. Dia memang suka hujan, tetapi Selena memiliki kondisi dimana tubuhnya menyerap dingin. Saat tubuhnya kedinginan, akan sulit kembali hangat dan membutuhkan waktu yang lumayan lama. "Selena, kamu kenapa?" Davin panik saat melihat tubuh Selena bergetar. Wanita itu menaikkan kaki ke atas jok dan melipatnya. Dia berusaha menutupi tubuhnya tanpa celah, tetapi rasanya seperti sia-sia. Selena merasa selimutnya itu tidak membantu. "A-aku tidak apa-apa, Davin. Aku sudah biasa begini." lirihnya. Gadis itu semakin mengeratkan pelukan terhadap kakinya sendiri. "Hipotermia? Kamu menderita hipotermia?" tanya Davin semakin panik dan tanpa sengaja mengguncang tubuh Selena. "Iya. Nggak parah, kok. Nanti pasti baikan. Aku hanya perlu menghangatkan diri."Selena menggigil. Ini adalah gejala terburuk yang dialami olehnya. "Maaf, aku tidak bermaksud lancang atau melecehkanmu. Aku pikir aku harus melakukan ini." Davin mendekap Selena erat. Dia hanya bisa berharap, Selena tidak mendengar detak jantungnya yang menggila. Selena terdiam. Tidak membalas dekapan Davin, tetapi juga tidak menolak. Munafik jika dia tidak mengakui kalau kehangatan tubuh Davin membuatnya nyaman. "Terima kasih." Selena tahu, berterima kasih saat dipeluk lelaki asing adalah kesalahan. Seharusnya dia marah, tetapi anehnya dia tidak bisa melakukan itu pada Davin. "Tidak perlu berterima kasih. Ini tugasku, menjagamu dan melindungi kamu. Aku tidak mau kamu kenapa-napa." Davin mengusap puncak kepala Selena dengan sangat lembut. Wanita itu memejamkan matanya. Dia benar-benar merasa nyaman. Kenyamanan yang tidak dia dapatkan dari Vino. "Izinkan aku mendekapmu sebentar saja, Davin." Lirih Selena saat hawa dingin terasa menembus tulangnya. "Lakukanlah selama kau mau, Selena." Davin bisa merasakan tangan Selena menembus sisi diantara lengannya dan melingkar di sana. Setidaknya hanya ini yang bisa dia lakukan untuk meringankan rasa dingin yang sedang mendera gadis itu. "Sudah lebih baik?" tanya Davin pelan. Selena tidak menjawab. Gadis itu hanya menganggukkan kepala. 'Selena, aku akan berusaha melakukan yang terbaik untukmu. Izinkan aku berbuat sesuatu yang bisa berguna untukmu. Andai kamu tahu, Selena. Aku masih mencintai kamu, sama dengan beberapa tahun yang lalu. Aku ingin kamu kembali menjadi milikku.' Batin Davin. Wangi rambut Selena menyeruak masuk ke dalam hidung Davin. Wanginya begitu menenangkan. Davin memandangi wajah ayu Selena, bulu matanya lentik alami, bibirnya tampak begitu sensual, ingin rasanya Davin menyentuh dengan jemarinya, tetapi dia paham tidak berhak melakukan hal itu, apalagi dalam keadaan Selena yang tidak sehat. Kepala Selena terkulai, gadis itu tertidur di dalam pelukan Davin. Lelaki itu merengkuh kepala Selena dan menyandarkan ke pundaknya. Davin memegangi kepala selena dengan satu tangannya. Sedekat ini, tidak terpikir sebelumnya oleh Davin. Dia pikir, setelah peristiwa konyol saat itu, dia tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk bertemu lagi dengan cinta pertamanya itu. Davin teringat masa lalu saat mereka masih pacaran. Saat itu, Selena satu-satunya teman sekelas yang mau mengajaknya bicara. Dia yang lebih tua dari siswa yang lain merasa tidak nyaman untuk membaur dengan teman sekelas. Selena yang kebetulan duduk berdekatan dengannya mau menyapa dan bahkan mengajak bicara. Kelembutan selena saat itu menyentuh relung jiwa Davin. Awal yang begitu menyenangkan itu membuat Davin jatuh cinta dan akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya. Ternyata Selena tidak menolak, gadis itu memiliki perasaan yang sama dengan Davin. Mereka melewati hari-hari dengan begitu manis. Seperti pasangan remaja pada umumnya. Salah satu kenangan manis yang paling Davin suka saat masa sekolah dengan Selena adalah membaca buku di perpustakaan. Di saat Selena sedang serius membaca, Davin bisa melihat pesona gadis itu. Selena yang saat itu tampil apa adanya, tetap begitu spesial di mata Davin. Seolah gadis itu mengalihkan separuh dunianya. "Selena, kapan masa indah itu terulang? Tidak bisakah kita menjalin cinta yang dewasa? Aku ingin memilikimu sekali lagi, aku ingin menikahimu, Selena. Apakah itu sangat tidak mungkin terjadi?" gumam Davin sangat pelan, dia yakin Selena tidak akan mendengar ucapannya. Nada pesan di ponsel Davin berbunyi. Beruntung, tadi Davin , meletakkan ponselnya di jok mobil jadi sangat mudah baginya untuk mengambil dan memeriksa siapa yang mengirim pesan padanya. Nama Pak Han tertera di sana. Lelaki itu mendadak berwajah serius, dia yakin saat Pak Han menghubunginya, pasti ada hal yang sangat penting dan harus melibatkan campur tangannya. (Pak Han) Gawat Tuan Muda, Anda harus kembali ke perusahaan besok. Nyonya Besar akan merubah kebijakan perusahaan yang memberatkan karyawan. Saya mendengar desas-desus kalau para karyawan akan mengundurkan diri secara massal kalau sampai kebijakan baru benar-benar dibuat oleh Nyonya Besar. Davin menggenggam ponselnya kuat seakan ingin menghancurkan hingga luluh lantak. Ibunya selalu ikut campur dengan urusan perusahaan. Setelah berhasil membangkitkan kembali Semesta Corporation hingga di posisi puncak seperti sekarang, wanita itu kembali memanfaatkan keabsenannya untuk mengubah kebijakan. Tujuannya hanya satu, mencurangi keuangan perusahaan. Di luar rumah, keluarganya tampak begitu harmonis. Siapa sangka, kalau di dalamnya tersimpan rahasia besar yang mengejutkan. Ayah dan ibunya tidak seharmonis itu. Mereka berdua perang dingin sepanjang waktu. Terutama semenjak ayahnya meminta Davin untuk menggantikan kedudukan di perusahaan. Bram, kakaknya lebih menyukai musik dan sekolah di luar negeri untuk mewujudkan cita-citanya. Bram sangat penurut pada ibu mereka, itu yang membuat Davin tidak mendapatkan dukungan. Sampai saat ini, Davin tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi di balik perang dingin kedua orang tuanya. "Hoam ... Maaf, aku ketiduran. Pasti pundakmu pegal karena aku. Kenapa kamu tidak membangunkanku saja, Davin?" Selena segera beringsut dari posisinya semula. Dia sudah merasa sangat baik. "Aku melihatmu tidur sangat pulas, tidak tega untuk membangunkan. Bagaimana dengan keadaanmu? Sudah baikan?" Selena mengangguk. "Ya, aku sudah merasa cukup baik, Vin. Sepertinya hujan mulai reda. Sebaiknya kita menunggu sampai benar-benar berhenti saja, aku tidak mau kamu hujan-hujanan lagi." Selena mengambil keputusan. Dia tidak akan mungkin membiarkan Davin kehujanan kedua kali. "Bagaimana dengan kejutan untuk Vino?" Davin justru khawatir kalau Selena akan kecewa dengan gagalnya momen penting yang akan dipersiapkan oleh gadis itu. "Kalau aku gagal kali ini, masih ada lain hari. Kamu lebih penting. Kalau kamu sampai sakit, aku tidak akan bisa kemana-mana. Ayah pasti akan mengurungku di rumah." Davin tersenyum kecut, tentu saja Selena mengkhawatirkannya untuk kepentingan pribadi. Tidak mungkin lebih dari itu. "Tenang saja, sopir dan bodyguard-mu ini tidak akan sakit. Aku akan selalu berada di sisimu. Terutama melindungimu dari serangan para hidung belang." Davin tertawa kecil. Ah, ya. Itu lebih baik daripada tidak dekat sama sekali. "Berani hidung belang mendekatiku, aku akan meratakan hidungnya." sahut Selena serius, sejurus kemudian gadis itu tertawa. "Wah, kamu sangat hebat Selena. Aku suka gadis yang kuat sepertimu." ujar Davin tanpa sadar. "Suka?" Selena mengoreksi pendengarannya. "Maksudku kagum, semacam itulah." Davin segera meralat ucapannya. "Oh ... aku pikir apaan. Vin, kapan-kapan, kamu mau nemenin aku ke suatu tempat nggak?" tanya Selena mendadak. "Pasti mau, dong. Aku tidak mungkin menolak permintaan Tuan Putri." Davin sedikit membual. "Apaan, sih. Aku serius, Vin. Aku mau pergi ke tempat yang penting banget dan aku tidak mungkin pergi ke sana dengan Vino." kalimat yang di ucapkan Selena mengundang perhatian Davin. Tempat yang sangat spesial, tetapi bukan dengan pacar? Tempat apakah itu? "Apakah tempat itu adalah tempat yang akan kamu gunakan untuk memberikan kejutan pada Vino?" tanyanya penasaran. "Bukan. Justru tempat itu tidak ada hubungannya dengan Vino." "Loh, kok bisa gitu?" "Ada deh, nantinya kamu akan tahu sendiri apa yang membuatnya tersembunyi. Eh, hujannya berhenti, Vin. Kamu bisa periksa mesin sekarang." Selena mengalihkan topik pembicaraan mereka. "Bener juga. Aku benerin dulu, kali ini kamu harus menurut, tetap diam di dalam mobil." ancam Davin sebelum keluar. "Siap, Bos." "Kebalik, kamu bosku, Selena." Davin mengingatkan. "Tidak Davin, anggap aku temanmu. Bosmu adalah ayahku, bukan aku." Note: Hallo para pembacaku tersayang. aku cuma mau kasih tahu kalian kalau karyaku My Hot Driver ini ekslusif hanya ada di Dreame/Innovel. Jika kalian menemukan karyaku ini di tempat lain, itu artinya kalian sedang membaca karya bajakan. Sebagai penulis asli dari n****+ ini tentu saja aku tidak pernah merelakan tindakan pembajakan tersebut begitu saja. Bagi kalian yang sedang membaca karya ini juga dilarang untuk menyebarluaskan dalam bentuk PDF/SS, karena tindakan kalian termasuk dalam kategori pembajakan dan bisa dikenakan pasal yang otomatis berurusan dengan kepolisian. Teruntuk kalian yang sudah baca My Hot Driver dari bab awal hingga tamat aku ucapkan banyak terima kasih. Salam sayang untuk kalian semua.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN