Kini, tidak seperti sebelumnya, Sakugo akhirnya bisa menerima kehadiran Jiola secara perlahan, bahkan sekarang dia sudah cukup dekat karena duduk bersama wanita berambut perak panjang itu di depan ikan-ikan yang dipanggang dikobaran api. Mereka masih berada di tengah hutan belantara, tapi kecanggungan dan ketegangan dari Sakugo dan Jiola sudah berangsur-angsur menghilang tergantikan dengan obrolan ringan dan gelak tawa. Jiola terlihat senang karena Sakugo sudah mau menerimanya sebagai teman, tidak lagi menganggapnya sebagai orang asing yang punya niat jahat, tapi ia percaya anak itu masih belum sepenuhnya mempercayainya, pasti masih ada sekian persen di mana Sakugo menjaga jarak dari dirinya. Tapi itu tidak masalah, setidaknya keadaan sudah lebih baik dari sebelumnya. “Bagaimana menurutm