Pertemuan Pertama Liam dan Hariet

1144 Kata
Sesuai kesepakatannya dengan Old Duke, Harriet menyusun sebuah cerita official untuk dibagikan pada rakyat utara dan para keluarga Lycan tentang kedatangan ‘kerabat’ baru mereka. Harriet memanfaatkan kemunculannya di bundaran kota untuk menceritakan kisah tentang Lycan Pack Amaryllis dan Pangeran Hyacinth yang kejam. Harriet sukses melemparkan kemarahan semua orang pada Benua Barat, dan sekaligus membuat rakyat utara lebih bisa menerima Lycan Pack baru yang tiba. Namun tentu saja, karena sebelumnya mereka adalah musuh, meski mereka terpaksa, masih ada dari keluarga yang kerabat Lycan Almandine terbunuh yang tidak terima. Old Duke berjanji untuk menyelesaikan masalah ini dan meminta Harriet tidak khawatir. Bagaimanapun, dalam peperangan, ada kesalahpahaman dan kebingungan. Honorarium dan remunerasi sudah dibayarkan, tapi Old Duke juga mengingatkan bahwa pihak lawan, Amaryllis juga menderita. Di perjalanan pulang, Harriet dan Old Duke duduk di satu kereta mendiskusikan tentang kepergian Harriet ke ibukota. Mereka begitu serius mendiskusikannya hingga tidak sadar kereta sudah berhenti di depan Kastil Almandine. Old Duke turun dari kereta dan mengulurkan tangannya untuk membantu Harriet turun. Mereka berpisah, dimana Old Duke berencana menyelesaikan beberapa masalah, sementara Harriet mempersiapkan acara untuk malam nanti. Hari berlalu dengan begitu cepat, dan malam itu, Harriet sudah siap dengan gaun terbaiknya untuk menghadiri pesta. Itu hanya pesta berskala kecil, dan karena Harriet sudah biasa menghadiri pesta-pesta di ibukota, ia tidak harus banyak bersiap. Apalagi, ternyata Harriet cukup diterima di Utara sebagai Luna yang baru. Harriet merasa agak bingung. Apakah semua orang sudah menerima bahwa siapa saja bisa menjadi Luna? Mengapa tidak ada yang memprotes keputusan Old Duke yang memilihnya sebagai Luna? Harriet hanya wanita bangsawan biasa yang bisa ditemukan dimana saja. Bicara soal kecakapanpun, banyak wanita cakap di luar sana. Bagaimanapun, Harriet merasa beruntung. . Sementara Harriet menjamu tamu dan memimpin pesta sebagai Luna, Old Duke berjalan melewati lorong kastil ke arah ruangannya setelah menyelesaikan berbagai masalah internal Pack Almandine yang berkaitan dengan penerimaan Pack Amaryllis. Ia berencana untuk bicara dengan Miriam dan Heath, memanggil mereka ke ruangannya. Saat ia berbelok ke lorong, ia terkejut merasakan sesuatu yang sudah cukup lama tidak ia rasakan. Kehadiran seorang Alpha yang kuat, lebih kuat dari dirinya. Old Duke menoleh ke balkon lorong dan melihat Liam, cucunya, sedang menyandari railing balkon dengan santai. Sejenak, Old Duke tidak bisa percaya pada pengelihatannya sendiri. Ini bukan malam purnama! “Liam?” panggil pria tua itu. Liam menoleh ke belakang dan mengangkat alisnya melihat kakeknya. “Hai, Kek,” ucap Liam datar. Old Duke menatapnya bingung dan sangat terkejut. Sudah berapa puluh tahun sejak cucunya tidak bisa bangun kecuali saat bulan purnama? “Kau–” Old Duke bahkan tidak bisa berkata-kata. “Jangan terkejut, Kek. Aku sudah empat kali bangun tanpa bantuan bulan purnama. Tiga kali di siang hari, malah. Dan ini adalah yang kelima,” ucap Liam menjelaskan dengan santai. Pria tua itu mendekat pada cucunya dan menyentuh bahunya, memastikan bahwa sosok di hadapannya ini nyata. “Anak gila,” gumam pria tua itu. Liam tersenyum hambar mendengarnya. “Ini berkat kakek.” Old Duke mengerjap. Berkat dia? “Berkat Harriet,” lanjut Liam. Mendengar Liam, Old Duke melebarkan matanya. Harriet Goldlane. “Dia adalah wanita yang tepat yang datang di saat yang tepat.” . Di bulan purnama Liam pertama bertemu dengan Harriet, ia sedang mandi di tempat favoritnya di daerah barat. Di sana, malamnya tidak terlalu dingin, dan cuacanya sangat nyaman. Apalagi, karena musim semi sudah dimulai, Liam benar-benar ingin pergi dari menara dan berkelana dalam semalam. Ia benar-benar sedang bersantai saat tiba-tiba ia mendengar keramaian di bawah air terjun. Hal pertama yang ia lihat adalah seorang Alpha yang mengamuk. “Heath!” Serigala raksasa itu melompati sungai untuk kabur dari sekelompok ksatria dan seorang wanita bergaun indah di atas kuda hitam. Suara teriakan wanita itu yang mencoba memanggil serigala itu begitu putus asa, namun tak ada rasa takut. Setelah mendengarkan beberapa kalimat yang wanita itu teriakkan pada serigala raksasa itu, Liam pun tahu bahwa wanita itu adalah kakak dari si Alpha. Liam memperhatikan serigala raksasa itu, yang sepertinya lepas kendali. Apakah ia sedang dalam masa rutting? Pikirnya. Tapi bagaimana bisa seorang Alpha terlahir tanpa sepengetahuannya? Apakah Alpha baru itu adalah seorang yang baru terkena Lycanthropy? Liam memutuskan untuk ikut campur. Ia jugalah seorang Alpha, dan ia adalah anggota keluarga Pack Almandine yang bertanggung jawab atas semua Lycan di Benua Euclase. Jadi ia melompat turun, menghentikan Alpha itu. Ia menginjak leher serigala raksasa itu dan menghentikannya sejenak. Saat itulah pandangan mereka bertemu. Cahaya rembulan menyinari kulit pucat wanita muda itu dan membuat tubuhnya yang basah berkilau. Rok gaunnya yang robek, rambutnya yang berantakan dan ekspresi khawatir di wajah cantiknya terlihat begitu mempesona, menghadap pada serigala raksasa yang terbaring di bawah kakinya. Bibir wanita muda itu gemetar, dan tatapannya goyah. Bulu matanya berwarna pucat, panjang dan terlihat gemerlapan. Apalagi, rambut panjangnya yang berwarna lavender pucat serta iris matanya yang lavender keunguan itu membuat Liam teringat pada rembulan. Wanita itu menerobos sungai dan berdiri tegak mengejar adiknya yang menjadi monster, mencoba memanggilnya dan menyadarkannya dengan tulus. Banyak keluarga seorang Lycan yang meninggalkan mereka yang berubah menjadi monster setelah terkena Lycanthropy. Karena itulah penyebaran Lycanthropy dibatasi dengan ketat di Kekaisaran ini. Keheningan masih menyelimuti saat perlahan, tubuh serigala raksasa itu mulai berusaha kembali melepaskan diri dari kekangan Liam. Ia mundur ke belakang dan membiarkan si serigala raksasa memusatkan amukannya padanya. Liam hanya tersenyum, serigala di hadapannya ini masih muda meski sangat kuat. Dan ia melihat si serigala ragu menyerangnya. Mungkin, serigala itu tahu bahwa ia juga seorang Alpha dan ia lebih kuat darinya? GRRRRRRRRAAWRR! Serigala abu-abu melompat maju menerkamnya. “Lari!” Liam mendengar wanita itu berteriak padanya untuk memperingatinya. Tapi ia berdiri di tempat. Ia mengangkat satu tangannya, dan dengan satu gerakan jentikan jari tengahnya; FLICK! Serigala abu-abu pun terpental jauh, mendarat sejauh beberapa meter di hadapannya. Ia menjentik moncong serigala itu dengan jari tengahnya. “Sudah, jangan melawan lagi,” ucap Liam tenang, dan berjalan santai menghampiri si Serigala raksasa yang tergeletak di tanah. “Apa kali ini kau mau aku menjentik dahimu?” tanyanya, tapi kemudian ia sadar si serigala telah pingsan. “Eh...?” Liam terkejut sedikit saat serigala raksasa itu mulai kembali ke wujud manusianya dalam keadaan tidak sadar. Liam menatap tangannya sendiri dan merasa agak bersalah. Mungkin ia terlalu keras menjentiknya? Ia menoleh pada wanita di sungai yang terpaku melihat mereka. Liam melihat keterkejutannya yang hampir membuat wanita itu tergelincir dan jatuh. Arus sungai itu memang begitu deras, tapi ternyata, saat Liam akan berlari ke arahnya untuk membantunya, wanita muda itu bisa menegakkan diri kembali. “Heath!” Wanita itu memanggil nama adiknya dan menceburkan dirinya ke sungai, berenang dengan lihainya menyeberang. Liam mengerjap bingung dan tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Ia baru saja diabaikan, tapi entah mengapa ia malah merasa lega? Liam lega Harriet tidak takut padanya setelah melihat kekuatannya yang mengerikan. Dan di malam pertama mereka, Liam melihatnya lagi. Harriet Goldlane di wujud terbaiknya. . . .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN