Heath Mengamuk

1190 Kata
“Kalau Old Duke tiba esok hari, kita harus memperhatikan dosis supresan untuk Young Lord dengan lebih teliti,” ucap tabib Lycan yang menangani Heath pada Harriet. Harriet menatap tabib itu tidak mengerti. “Bukankah anda mengatakan bahwa His Grace Old Duke akan membawa Mate Young Lord Goldlane pulang? Kami sempat khawatir mungkin jumlah dosis supresannya akan terlalu banyak hingga Young Lord overdosis, atau jumlahnya terlalu sedikit hingga Young Lord mungkin akan langsung lepas kendali lagi,” jelas tabib itu. Harriet kali ini mengerti. Alisnya mengerut dalam-dalam dan ia agak merasa tidak nyaman karena tidak tahu harus apa. “Aku akan meminta Daniel dan para penjaga untuk bersiap kalau begitu,” ucap Harriet. Sang tabib tersenyum dan mengangguk setuju pada kata-kata Harriet. Mungkin karena pengalaman Harriet menangani adiknya sendirian di Barat, Harriet sudah tahu apa yang mesti dilakukan. Baru kemarin mereka menerima surat dari Old Duke tentang kemenangan di Barat. Harriet sudah menyibukkan diri dengan setiap persiapan penyambutan konvoi dan hal-hal kecil lainnya bersama Daniel. Ia senang segalanya kurang lebih sudah beres, tapi banyak detail-detail yang masih harus diperhatikan. Konsentrasi Harriet sama sekali tidak putus karena ia memiliki harapan yang kuat tentang semua ini. Setelah Harriet mengatakan pesan tabib pada Daniel, ia Harriet menoleh ke jendela di lorong yang ia lewati. Matahari sudah hampir terbenam, dan ia ingat ia tidak sempat membersihkan tubuh Liam hari ini… Ia agak merasa bersalah karena ia disibukkan oleh banyak hal lain. Tapi ia berencana untuk mulai istirahat sekarang. Di tangga spiral menara, ia berpapasan dengan para pelayan yang turun setelah selesai membersihkan tubuh Liam. Langkah Harriet tidak terburu-buru saat ia mendaki, namun hatinya merasakan sebuah antisipasi, seperti jejak kerinduan yang samar. Ia membuka pintu dan masuk ke ruangan yang sudah gelap. Pelayan sudah membuka panel langit-langit. Lilin-lilin juga sudah dinyalakan. Dan Liam berbaring tak bergerak di ranjang. Harriet tidak segera mendekat, hanya meresapi pemandangan ruangan yang dipenuhi dengan cahaya merah matahari terbenam. Ia sedikit berharap Liam akan membuka matanya dan memanggilnya, tapi sepertinya Harriet mulai serakah karena belakangan ini segalanya berjalan baik. Saat Harriet melangkah maju untuk mendekat, ia mulai tersenyum. Ia menyadarkan dirinya sendiri dari semua lamunan kekanakannya dan mulai duduk di kursi sisi ranjang dan membuka buku yang sedang ia baca. “Apa yang akan Old Duke katakan kalau melihat anda bangun tanpa bantuan sinar rembulan purnama, Milord?” tanya Harriet pelan, tidak mengharapkan jawaban. Dan memang tidak datang jawaban. Harriet tenggelam dalam suasana itu saat ia tiba-tiba dibangunkan oleh Amelia– “Madam!” Harriet terkesiap bangun, menatap sekelilingnya yang sudah gelap. Ia tertidur menyandari ranjang saat membaca buku, sepertinya. Harriet menoleh ke arah pintu dimana Amelia berlari menghampirinya. “Madam, Young Lord! Young Lord Goldlane lepas kendali!” ucap Amelia panik. Harriet langsung berdiri dan berlari turun dari menara. Amelia telah menjelaskan bahwa Daniel telah menempatkan banyak penjaga yang juga para Lycan lebih ketat dari sebelumnya, seperti permintaan Harriet. “Anda benar-benar seperti peramal, Madam,” ucap Amelia di tengah langkah cepatnya mengikuti Harriet. “Tidak juga, ini persiapan yang ternyata sangat berguna. Tapi bukankah tabib sendiri yang mengawasi dosis Heath? Bagaimana ia bisa lepas kendali begini?” tanya Harriet, menoleh sejenak pada Amelia yang menggeleng karena dia sendiri juga tidak tahu. Dari jendela lorong kastil, mereka melihat Heath yang telah berubah sepenuhnya menjadi seekor serigala raksasa di halaman kastil, memporak-porandakan setiap tanaman dan benda yang ada di sana. Banyak Lycan mengelilinginya dan banyak dari mereka yang terhempas mundur saat mencoba menahannya. Harriet tahu jika ia kesana sekarang, ia takkan banyak membantu. Tapi kastil ini berada di Utara, dimana kota berada tidak jauh dari sana. Jika adiknya sampai lepas kendali ke kota, segalanya akan menjadi kacau. Dulu Harriet pernah mencoba menahan adiknya dengan bantuan para ksatria dengan menggunakan tali tambang yang tebal dan panjang. Tapi adiknya tetap bisa melepaskan diri dari semua itu. Karena itulah saat Harriet melihat Daniel dan puluhan Lycan lainnya membawa puluhan rantai tebal dan panjang, Harriet merasa ingin tertawa. “Wow…” gumamnya. “Ah, tapi rantai-rantai itu tidak akan berguna untuk seorang Alpha…” gumam Amelia. Harriet menoleh pada Amelia dan membuka mulutnya lebar karena tidak percaya. “Saya serius,” ucap Amelia. “Lalu apa yang bisa kita lakukan?” tanya Harriet. “Tentu saja, memaksa Young Lord Goldlane meminum lebih banyak dosis supresan untuk sementara ini,” jelas Amelia. Namun Harriet masih merasa janggal. Mengapa adiknya tiba-tiba lepas kendali begini? Apakah tabibnya salah perhitungan? Harriet pun memutuskan untuk mencari tabib adiknya. Ia menanyai banyak pelayan yang berpapasan dengannya dan akhirnya menemukan tabib itu sedang dirawat oleh tabib lain karena lengannya terluka. “M…Madam,” para tabib disana langsung membungkuk melihat Harriet. Tabib yang terluka menatap Harriet dengan tatapan bersalah. “Maafkan saya, Madam. Sepertinya kita salah perhitungan,” ucap pria itu. Harriet menunggu penjelasan lebih lanjut dengan mengerutkan alisnya. “Sepertinya Old Duke dan Mate dari Young Lord Goldlane akan tiba malam ini, lebih cepat dari yang kita perkirakan,” ucap tabib itu. “Karena itulah, Young Lord telah merasakan Matenya mendekat saat ini dan mulai mengamuk.” Harriet mengerjap mengerti. “Bagaimana kita bisa menghentikannya, kalau begitu?” tanya Harriet tenang. Tabib terlihat ragu melihat mata Harriet yang teguh. “Madam, kita harus membangunkannya. Kita harus memaksa kesadarannya keluar sebelum Matenya datang. Kalau tidak, ia bisa melukai Matenya sendiri,” ucap tabib itu. “Tapi bukankah selama ini kita tidak bisa membangunkannya?” tanya Harriet bingung. “Kalau Matenya datang saat Young Lord masih dalam pengaruh supresan, maka perlahan-lahan proses imprint bisa dilakukan dengan aman. Tapi karena sekarang Young Lord sudah mengamuk, memakai dosis supresan lebih kuat lagi mungkin hanya akan membuatnya overdosis…” Harriet tidak terlalu paham soal ini, tapi intinya mereka harus bisa membangunkan adiknya di dalam monster itu. “Anda mungkin bisa melakukannya, Madam. Anda adalah kakak Young Lord,” ucap tabib itu kemudian. “Tapi ini benar-benar berbahaya, dan karena itulah saya juga tidak tahu…” “Aku mengerti,” Harriet mengangguk dan berbalik pergi. Harriet tidak mendengarkan panggilan para tabib dan Amelia yang mencoba untuk menahannya. Mereka bahkan mengejarnya, namun tidak berani menghalangi Harriet yang hanya menatap lurus ke arah halaman dimana Heath masih mengamuk. Harriet adalah Luna. Kata-kata dan keputusan Harriet sama nilainya dengan seorang Alpha. Jadi mereka hanya bisa dengan khawatir mengikutinya dari belakang. Saat Daniel melihat Harriet mendekat, pria itu menjadi semakin panik. Ia mengangkat tangannya dan berteriak pada Harriet untuk tidak mendekat. Namun Harriet terus melangkah maju. Harriet menatap Daniel dalam-dalam, memotong kata-kata yang ingin Daniel ucapkan. “Apa kau bisa menahan adikku sebentar saja hingga ia tidak bisa bergerak?” tanyanya cepat. Daniel mengerutkan alisnya. “Hanya beberapa detik, kami juga tidak yakin, Madam,” jawab Daniel. Harriet memutar otaknya. Mereka tidak tahu dimana Old Duke saat ini, dan Harriet takut adiknya akan membahayakan penduduk sipil dalam perjalanannya mengejar Matenya yang masih bersama Old Duke. Kalau mereka bisa menahan Heath sampai Old Duke tiba, mungkin mereka bisa menyelesaikan masalah ini. Mendengar penjelasan Harriet yang singkat, Daniel pun melepas bajunya setelahnya. Amelia yang melihatnya terkesiap. “Dan, kau akan…” Daniel mengangguk. “Aku bukan Alpha, tapi aku bisa menahannya sejenak,” ucap pria itu pelan. Daniel berencana untuk bertarung dengan bentuk serigalanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN