*Kediaman Vampire Agung*
“Oh? Apa yang kau lakukan disini Kim?” Dad terkejut melihatku datang kemari. Entah Dad memang terkejut atau memang pura-pura terkejut, seorang Vampire Agung tidak boleh lengah bahkan di tempat tinggalnya sendiri.
“Apakah aku tidak boleh datang kemari?” Dengan santai aku duduk di sofa yang terlihat kuno.
“Kau akan menginap disini?” mata dari Vampire Agung itu berbinar-binar.
“Ya, mungkin 1 sampai dua hari. Kau tidak keberatan kan Dad?”
“Tentu saja, aku sangat senang putriku mau menghabiskan waktu disini denganku. Kita sudah lama tidak bertemu karena beberapa masalah yang harus kita hadapi…” sang Vampire Agung itu berpindah tempat dari meja kerjanya dan duduk di hadapanku.
“Bagaimana kabarmu disana? Apa masalah yang terjadi disana bisa kau atasi dengan baik?” sambungnya lagi.
“Sebelum itu, bukankah ada yang harus kau jelaskan padaku lebih dulu Dad?” aku menatap Dad dengan menaikkan sebelah alisku.
“Hm? Apa yang harus kujelaskan padamu Kimi?” aku memutar bola mataku, Dad rupanya sedang berpura-pura tidak mengerti apapun tentang apa yang kutanyakan.
“Bagaimana kabar Mom?”
“Dia baik-baik saja, Maryssa sedang beristirahat di rumah,” rupanya Mom tidak berada di istana tapi di kediaman pribadi.
“Lalu?” aku masih menatap Dad yang masih berpura-pura tidak mengerti.
“Hm?”
“Kau sama sekali tidak mau memberitahu kondisi Mom yang sebenarnya padaku sampai akhir Dad? Apakah aku bukan anakmu lagi sekarang?” cecarku pada Dad yang diiringi dengan hela napasnya yang kasar.
“Jadi Zilva sudah memberitahumu,”
“Kenapa kau merahasiakannya dariku Dad? Apa aku sudah bukan anakmu lagi sekarang? Dad sudah tidak menyayangiku lagi?”
“Bukan begitu sayangku, aku berencana akan memberimu sebuah pesta kejutan dengan mengumumkan pada semuanya. Tapi semuanya tidak selalu tentang apa yang kita inginkan berjalan dengan lancer, kita sedang menginjak duri di jalan yang kita lewati” Dad menunduk dan tampak berpikir dengan dalam, pasti sulit baginya menghadapi situasi yang seperti ini. Aku tidak ingin menambah beban untuk Dad.
“Apa Mom tahu tentang para Elitish vampire yang sudah mulai bergerak?”
“Tidak! Jangan beritahu Mom apapun tentang itu! kumohon rahasiakan darinya, masa kehamilannya saja sudah sulit. Aku tidak ingin menambah beban pikiran lagi padanya”
“Kenapa Dad tadi bilang Mom baik-baik saja? jangan berbohong padaku Dad, beritahu aku semuanya… aku akan membantumu, kita akan mengatasi ini bersama. Kau tak perlu menanggung semua beban itu sendirian”
Dad menatap mataku dengan dalam, aku tahu dia merasa bersalah karena sudah berbohong dan mentupi semuanya dariku. Tapi aku tidak menyalahkannya, Dad pasti sedang berusaha yang terbaik untuk mengatasi semuanya, aku hanya sedikit kecewa karena Dad tidak mempercayaiku, apakah aku tidak bisa diandalkan sama sekali?
“Bukankah kau juga sedang sibuk mengatasi masalah yang terjadi di tempat para manusia? Bagaimana keadaan disana sekarang, apa kau sudah menemukan siapa yang melakukan penculikan pada manusia itu?” aku menghela napasku.
“Ini sulit Dad, aku sudah memakan waktu terlalu lama tapi tidak menemukan apapun sama sekali. Apakah ada makhluk yang tidak bisa terdeteksi baunya oleh vampire atau yang lainnya? Orang-orang dari The Hunters terus mendesak kami, menuduh kami melindungi pelakunya…”
Aku mengerutkan keningku dengan kesal mengingat bagaimana The Hunters itu menuduh para vampirelah yang berada dibalik kasus penculikan para manusia itu. Ditambah lagi mereka juga mempermainkan dan memanfaatkan kami untuk kepentingan mereka sendiri.
“Tentu saja ada hal yang seperti itu,” jawab Dad sambil berjalan kearah lemari buku dan mengambil satu buku yang kertasnya sudah mulai menguning. Buku itu pasti sudah sangat lama, tapi masih terawat dengan baik.
“Benarkah? Jadi memang ada makhluk yang seperti itu?!”
“Ya, tapi itu sangat jarang terjadi jika makhluk itu tidak memiliki bau. Biasanya mereka memiliki bau yang samar,”
“Aku tidak mengerti maksudmu Dad, bau samar yang bagaimana?” Dad menyerahkan buku yang tadi dia ambil dan menunjukkan halaman yang sudah dia buka. Aku membacanya dengan seksama.
“Mereka hasil perkawinan dari dua makhluk yang berbeda dan menghasilkan anak-anak yang disebut Hybrid. Seperti yang tertulis dalam buku itu, perkawinan dua makhluk immortal itu jarang terjadi, apalagi sampai memiliki Hybrid, itu nyaris tidak mungkin. Tapi bukan berarti tidak pernah ada.” Sambil mendengarkan penjelasan Dad, aku membaca apa yang dituliskan di dalam buku tersebut.
“Kau juga termasuk kedalam makhluk Hybrid karena aku menikahi seorang manusia dan menghasilkan dirimu. Ketika kau lahir, tidak ada bau vampire sama sekali dari tubuhmu dan aku berpikir kau mengambil semua DNA Maryssa, lalu hidup sebagai manusia biasa. Siapa yang menyangka, DNA manusiamu pelan-pelan berubah menjadi seperti kami, kau sekarang berbau seperti vampire murni” Dad tersenyum lebar padaku.
“Apakah itu hal yang buruk dan membuatku terlihat aneh?” aku menatap Dad dengan waswas. Pertanyaanku malah membuat Dad tertawa.
“Itu hal yang paling menakjubkan yang pernah kusaksikan selama hidupku. Tidak pernah ada anak-anak Hybrid yang terlahir sepertimu, biasanya mereka terlahir dengan membawa salah satu gen dari orangtuanya, manusia atau vampire. Tapi kau membawa keduanya dengan sangat kuat. Vampire murni, tapi kau memiliki jiwa dan hati seperti manusia, seperti Maryssa,” Dad mengelus kepalaku dengan lembut.
Seolah seperti dihantam sesuatu, aku terdiam membatu mendengar ucapan Dad yang sama persis dengan apa yang diucapkan Jayden, aku memiliki sisi lain sebagai manusia. Aku jadi teringat kembali ketika dulu aku sering berbicara dengan sisi diriku yang lain. Sekarang sisi diriku itu sudah menghilang, apakah hal itu yang menyebabkan aku berubah di mata Jayden?
“Dad, apakah menurutmu aku juga berubah? Apakah aku kehilangan sisi manusiaku sekarang?” aku bertanya tanpa melihat wajah Dad.
“Kenapa kau bertanya seperti itu? apa terjadi sesuatu padamu?” Dad berbicara dengan sangat lembut padaku.
“Tidak, hanya saja seseorang kecewa padaku karena menganggap aku menghilangkan sisi manusiaku,”
“Dan apa alasan yang membuatnya kecewa padamu? Pasti ada alasannya bukan, tidak mungkin ada seseorang yang marah atau kecewa padamu dengan tiba-tiba begitu saja...”
“Emm, aku tidak bisa menceritakan itu pada Dad sekarang, tapi apakah menurut Dad aku seperti itu?”
“Bagaimana bisa Dad menilaimu seperti itu, aku sudah lama tidak bertemu denganmu jadi aku tidak tahu apa yang berubah darimu, Kimmie,” Dad benar, bagaimana bisa aku meminta Dad menjawab pertanyaanku padahal dia tidak melihatku selama beberapa bulan ini. Aku benar-benar sangat bodoh.
“Lihat Dad,” aku menoleh kearah Dad, “Dad tidak tahu apa yang terjadi denganmu dan Jayden sehingga kalian bertengkar seperti ini. Untuk Dad, kau terlahir sebagai manusia ataupun vampire kau tetaplah anakku, tidak akan ada yang berubah tentang itu. Jika sisi manusiamu menghilang, kau juga masih tetap anakku. Meskipun kau tidak mempercayai Dad untuk berbagi masalahmu, tapi Dad sangat percaya padamu kau tidak akan kehilangan dirimu sendiri, aku yakin kau tidak akan mengambil jalan yang salah untuk hidupmu. Dad percayakan semuanya padamu, Kimmie”
“Dad...” aku langsung memeluk Dad dengan erat, terharu dengan apa yang diucapkan Dad padaku. Dad sangat percaya padaku padahal aku tidak menceritakan apapun padanya.
“Haahh, jadi kau benar-benar tidak percaya pada Dad. Siapa tadi yang memaksa Dad untuk jujur dan berbagi masalah. Aku benar-benar sedih...”
“Bukan begitu Dad, aku merasa malu menceritakan masalah percintaanku dengan Jayden. Dad pasti mengira jika aku adalah orang yang berlebihan,” aku membenamkan wajahku pada d**a ayahku agar dia tidak tahu bahwa sekarang wajahku sudah merah menahan malu.
“Tidak apa-apa, aku dan Mom selalu menunggu saat ini tiba, saat kau mau menceritakan tentang dirimu sendiri. Kita terpisah saat kau masih kecil, kami tidak tahu apa-apa tentangmu sama sekali. Bahkan saat kita berkumpul kembali seperti ini, aku dan Maryssa merasa masih ada jarak denganmu,” Dad tersenyum tipis padaku.
“Tapi kau harus berjanji padaku tidak akan marah atau kecewa atau sedih,”
“Memangnya aku pernah marah padamu sampai kau takut seperti itu padaku? aku tidak pernah marah sekalipun aku mengompoli tubuhku saat kau masih kecil,”
“Aku tidak ingat itu,” kenapa Dad membicarakan hal memalukan tentangku saat aku masih bayi, yang ingatannya pun saat itu tidak kumiliki.
Dad berdeham-deham untuk menarik perhatianku. “coba aku dengar lebih dulu hal apa yang akan kau ceritakan padaku, apakah itu akan membuatku marah atau tidak. Kau tidak bisa menyuruhku ini itu sebelum mendengarnya dari mulutmu,”
Aku sedikit ragu untuk menceritakannya pada Dad, tapi cepat atau lambat Dad akan tahu hal ini dari Zilva dan itu pasti akan membuat Dad marah karena aku lebih memberitahu Zilva daripada dirinya sendiri. Juga, aku ingin berbaikan dengan Jayden. Aku merasa sangat bersalah dengannya, berjauhan dengannya seperti ini membuatku sangat tidak tenang.
“Tapi Dad jangan menyela apapun yang kuceritakan sampai akhir…”
Dad mendengarkan ceritaku dengan sangat serius dan tidak menyela sampai akhir. Bahkan ketika aku bilang aku meminta sang Hellhound mengajariku cara bertarung dan mengeluarkan kekuatan vampire yang ada didalalm tubuhku, Dad tetap memasang wajah tanpa ekspresinya. Aku memang memintanya untuk tidak marah ataupun kecewa, tapi melihat Dad seperti ini malah membuatku takut. Sebenarnya Dad ingin aku bagaimana? Tidak marah, tapi juga tidak mendukungku sama sekali. Setelah aku menceritakan semuanya Dad langsung menyuruhku keluar dari ruangannya. Jadi, haruskah aku berhenti menemui Hellhound atau melanjutkannya?
Ketika berjalan di lorong, aku tanpa sengaja menabrak seseorang karena sibuk memikirkan reaksi Dad. seorang lelaki bertubuh tinggi dengan rambut yang sedikit acak-acakan menatapku dengan tajam. Tatapannya membuatku mundur beberapa langkah kebelakang. Aura yang terpancar dari tubuhnya benar-benar menakutkan.
“Ma...maafkan aku…” alih-alih menerima permintaan maafku, orang ini malah memajukan tubuhnya padaku dan mengendusi tubuhku.
“A-apa yang kau lakukan!” aku mendorong tubuhnya tapi dia dengan cepat menangkap tanganku.
“Tak kusangka aku bertemu dengan mate anak itu disini,” dia tersenyum menyeringai padaku.
“Kau mengenal Jayden?”
“Tentu saja aku mengenal anak itu lebih lama darimu,” senyumnya terlihat begitu mengerikan padahal wajahnya begitu tampan. “kita akan bertemu lagi dengan segera…”