"Hah? Gimana maksudnya, Bu?" Karena masih mengantuk saat tiba di rumah, ia tak begitu mendengar jelas ucapan ibunya. Tadi ya memang mulut ibunya tampak komat kamit berbicara. Anehnya, telinganya tak mendengar apapun. Kemudian ia pun menguap. Ya kan, ia lembur tuh semalam bahkan masih bekerja sampai pagi tadi gara-gara banyak yang dilarikan ke rumah sakitnya. Katanya, korban letusan lah dari acara pernikahan. Ia heran sekaligus bertanya-tanya. Heran dengan letusan yang ia kira ya letusan dari petasan yang biasanya menjadi tradisi begitu di kalangan orang-orang Betawi. Ia tak terpikir kalau yang dimaksud adalah letusan besar. Ya yang dari pernikahan Sena. Kan jaraknya tak begitu jauh dari rumah sakitnya. Menjelang siang ini, ia baru tiba di rumah dan mendapatkan kabar kalau kakaknya sudah