chapter 1

1740 Kata
Perpustakaan Marimosa adalah perpustakaan dimana buku-buku seluruh dunia dan terlengkap ada Perpustakaan Marimosa, hampir seluruh rakyat di Kota Scanton mengenal Ellena sebagai penjaga Perpustakaan Marimosa. Dihari ini Ellena akan pergi bersama Felix. Felix adalah sahabat Ellena, ia berjanji akan mengajak Ellena pergi sore ini. Bertemu disalah satu toko perhiasan terkenal Ray Diamond di Kota Scanton untuk memilihkan cincin kepada kekasih Felix. Hari sudah menunjukkan pukul 16.00 sore Wilayah Scanton, Ellena membereskan segala perlengkapannya untuk menutup toko dan buka kembali esok hari, “Akhirnya sudah sore waktunya aku bertemu Felix,” ujarnya pelan dengan memakai tas totebag berwarna putih dengan aksen bunga-bunga mawar berwarna merah muda. Felix menyuruh Ellena pulang lebih awal sore ini untuk bertemu di Ray Diamond. Ellena menuruti apa yang Felix suruh kepadanya. Ellena menjaga Perpustakaan Marimosa, pemilik Perpustakaan Marimosa sudah mempercayai Ellena sebagai penjaga Perpustakaan Marimosa. Kepercayaannya kepada Ellena membuat Ellena sangat setia kepada Perpustakaan Marimosa. “Permisi, apakah aku bisa meminjam buku sore ini nak?” Tanya seorang kakek kepada Ellena ketika ia sibuk mengunci pintu. Seorang kakek dengan tubuh agak setengah membungkuk. Lirikan mata Ellena menoleh dengan pandangan simpatik. Kedua matanya berkaca-kaca ketika ia memandangi kakek tua ada di hadapannya. Dia memintanya untuk meminjam buku sore ini, tanpa pikir panjang Ellena membuka kunci Perpustakaan Marimosa. “Apa kau pernah mendengar buku dongeng petualangan sang raja, judulnya The King of Adventure, nak?” Tanyanya dengan senyum merekah. Kakek tersebut hanya tersenyum melihat Ellena yang menyambut dirinya. Gadis cantik di hadapannya kini sangat baik dan juga sangat penuh kasih. Ellena pun tak sekedar membantunya berjalan, tetapi dirinya memperhatikan kakek tersebut selama berjalan. “Kakek tiba di Perpustakaan Marimosa membuatku sangat bahagia. Demi cucu kakek, kakek mau berjalan sejauh ini. Terimakasih.” Ellena pun tersenyum dengan lembut, dirinya membawa kakek tersebut ke Perpustakaan Marimosa. Bangunan berwarna merah muda dengan tulisan Marimosa di Kota Scanton. Garis senyum lengkung disana begitu segaris dengan tubuh yang mulai renta. Hingga akhirnya Ellena berhasil membuka pintu Perpustakaan Marimosa, “Selamat datang di Perpustakaan Marimosa, apa ada yang bisa kubantu kek? Kakek sedang mencari buku apa? Mungkin aku bisa mengambilnya untuk kakek,” ujar Ellena ketika menjawab dan melayani kakek yang usianya sudah hampir menua. Ellena kembali tersenyum dengan lembut, memandangi wajah yang sudah renta saat ini dengan tatapan lekat, “Bisakah kau menunggu disini? Kebetulan kami menyediakan cemilan dan minuman di ruang tunggu. Jika kakek tidak keberatan, kakek bisa menunggunya disini.” Ellena mulai mencari buku tersebut selama dua jam. Sudah sangat lama ia mencari buku yang pelanggannya inginkan sore ini. “Dimana bukunya? Mencari buku The King of Adventure. Sepertinya buku itu aku tidak pernah mengetahuinya, bahkan tidak ada di daftar buku Perpustakaan Marimosa. Dua jam aku berkeliling Perpustakaan pun rasanya percuma,” ucap Ellena dengan menghela napas karena berjam-jam ia mencari bukunya tapi tetap saja buku tersebut tidak ada, Ellena pun mencari buku tersebut kembali, dirinya pun mulai kebingungan karena ia harus bertemu Felix. Kedua matanya masih mencari-cari keberadaan buku tersebut. “Dimana bukunya? Oh ayolah dimana bukunya?” Tanya Ellena dengan sibuk mencari. Mencari buku yang pelanggannya pinta. Srkk … srkk … Suara dinding yang agak retak pun terdengar, suara retakan dinding berada di ujung dinding Perpustakaan Marimosa. Ada celah kosong disana. Hingga Ellena pun menghampiri meja akrilik dengan sebuah buku didalam sana. Hanya dalam beberapa menit kacanya terbuka. Padahal jelas-jelas Ellena tidak melakukan apapun saat ini. Beberapa rune dengan membentuk tulisan pun terlihat di depan mata Ellena. Rune berwarna biru muda dengan ukiran kayu di setiap sisinya. “Apakah ini buku yang kakek itu maksud? Kenapa bukunya aneh, terlebih aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Buku apa ini? Kenapa bukunya banyak ukiran-ukiran kayu. Tapi namanya sama persis seperti yang kakek itu maksud. Tidak apa-apa aku akan mengambilnya,” ucap Ellena dengan mengambil buku tersebut tanpa ada hambatan apapun. Setelah Ellena mengambil buku tersebut dirinya pun berjalan melewati beberapa rak buku untuk memberikan buku yang pelanggannya inginkan. Dengan bola mata berwarna hijau burgundy, tatapannya payau dengan senyum lembutnya. “Bukunya sudah ku temukan, apa kakek senang? Maafkan aku bukunya lama ku temukan tapi sekarang bukunya sudah ku temukan, karena memang raknya banyak. Ini buku apa ya kakek? Kenapa bentuknya aneh seperti ini, bahkan aku saja belum pernah melihatnya. Setahuku tidak ada buku seperti ini di Perpustakaan Marimosa. Bahkan Perpustakaan Marimosa hanya ada satu-satunya di Kota Scanton terlebih ini judul yang kakek sebutkan, bukunya sangat bagus dengan tulisan The King of Adventure. “Kau sangat cantik, hatimu yang mampu menemukannya. Banyak keajaiban di buku ini, kecantikan hatimu seperti wajahmu, terimakasih banyak akhirnya bukunya bisa kuberikan kepada cucuku.” Ellena pun tertawa kecil dengan senyum yang mengembang, “Kakek sangat baik, bahkan hampir mau malam saja kakek berbicara bahwa aku sangat cantik, sungguh aku sangat senang. Bukunya bisa kakek berikan kepada cucu kakek sekarang. Ia sudah menunggu kakek di rumah.” "Cucuku ada di hadapanku sekarang ini, kau berbicara buku ini sangat bagus, seeprti apa yang kau katakan cucuku. banyak keajaiban di buku ini." “Maksud kakek buku ini untukku?” “Aku tidak bercanda, kau memang cucuku. Suatu hari kau akan membukanya. Menjemput masa depanmu sendiri. Teka-tekinya ada di buku ini. “Ta-tapi kek, tapi aku bukan cucumu. Bukankah cucumu menunggumu di rumah?” “Pakailah kalungnya, jangan kau lepas. Kalung nya akan membawamu kepada masa depanmu. Aku hanya ingin bukunya, biarkan bukunya ku pegang. Karena suatu hari kalian akan keluar dari buku ini, aku akan menunggu di sebuah Kastil Istana.” “Ma-maksudnya?” “Sudah nak, kakek mau pergi karena banyak urusan. Tolong jaga baik-baik nanti ya.” Ellena pun terdiam dengan apa yang ia terima, bagaimana bisa ia mendapatkan kalung kristal berbentuk hati ini secara cuma-cuma. Langit di Kota Scanton pun sudah mulai sore, bisa-bisa ia telat bertemu dengan sahabatnya Felix, Felix pria paling tertampan di Kota Scanton. Tak hanya tampan tetapi dirinya disegani banyak wanita seluruh Kota Scanton. Ellena pun menaruh kalung tersebut di dalam tas miliknya, dirinya mempersiapkan diri menuju Ray Diamond untuk bertemu Felix. Dari Kota Scanton menuju Kota Theodor hanya sejam, Ellena pun bergegas mencari halte bus untuk menuju Kota Theodor. “Sepertinya akan telat, lagipula kenapa janjiannya di Ray Diamond. Memangnya ada apa disana?” tanyanya dengan wajah kesal. Jarang-jarang dirinya di ajak oleh Felix ke tempat seperti itu. Ellena melangkahkan kaki menuju salah satu halte bus di salah satu Kota Scanton. Bus menuju Kota Theodor pun datang, hanya Ellena yang tidak menaiki bus tersebut. “Bagaimana bisa nama itu ramai di bicarakan?” ucap Ellena dengan raut wajah penasaran mendengar sebuah nama yang ia kenali. Dirinya pun menarik diri tidak jadi ke Kota Theodor, jauh lebih memilih kembali pulang ke rumahnya di Kota Scanton dekat dengan Perpustakaan Marimosa, Ellena pun mematikan ponselnya dan berjalan kembali pulang ke rumahnya, di dekat Perpustakaan Marimosa ada sebuah gang kecil, Ellena pun pulang ketika ia memutuskan tidak jadi ke Kota Theodor. “Sudahlah, lebih baik aku membahagiakan diriku sendiri,” ucapnya dengan nada lembut. Pukul 20.00 Wilayah Kota Scanton. Ellena pun berada di dalam rumah, setelah dirinya mendengar kabar sahabatnya. "Mendengar sahabatnya Felix sedang di gosipkan bersama wanita lain, jelas-jelas dia sudah memiliki kekasih. sahabatku itu benar-benar deh," ketusnya dengan mrngingat ucapan beberapa orang ketika dirinya memutuskan untuk kembali ke rumah. Ellena pun segera membersihkan diri setelah seharian beraktifitas, “Aku masih ingat ada kalung yang di berikan kakek tersebut, aku penasaran kalung apa ini?” Ellena pun pergi beristirahat sembaring membawa buku cerita Kerajaan yang sering ia baca. Hingga dalam satu malam semuanya berubah, dari mulai rumah yang kecil dirinya berpindah ke salah satu wilayah yang tidak pernah ia kenali sebelumnya, langit cerah dengan beberapa pemandangan indah disana, Ellena yang hanya menyimpan buku dongeng kini dirinya harus berpindah ke tempat yang bernama Idzackel, Kerajaan kedua Landmark. “Tuan Putri,” panggil seseorang disana. Beberapa diantaranya adalah suara pelayan perempuan. Suara panggilan beberapa kali dari suara perempuan. “Tuan Putri bangunlah,” ucap seseorang wanita kembali disana, dengan wajah yang tertegun dirinya melihat Ellena saat ini masih terbaring di ranjang besar berlapis emas. Hingga sentuhan telapak tangan ke dua kali ke kain seprai yang ia rasakan cukup berbeda. “Sepertinya seprainya agak halus dan lrmbut, atau aku salah merasakan, setahuku selimutku tidak tebal seperti ini.” Ucapan Ellena pun tak salah, benar saja dirinya langsung terbangun di ruangan besar dengan perlengkapan yang terbuat dari lapisan emas saat ini. “A-aku dimana? Ya ampun, pakaianku.” “Selamat pagi Tuan Putri, selamat datang di Kerajaan Idzackel." “A-apa katamu? Kerajaan Idzackel apa? Kenapa aku disini, kau tahu aku tidak tidur disini. Ini rumah siapa? Kenapa besar dan mewah seperti ini?” Tanya Ellena saat ini dengan memeriksa tubuh miliknya setelah terbangun dari istirahatnya, memeriksa diri dari mulai pakaian tidur hingga rambut yang terurai. "Semuanya sama tidak ada yang berubah, tapi kenapa aku ada di tempat ini?” tanyanya dengan kebingungan. “Selamat datang Tuan Putri, anda berada di Kerajaan Idzackel, ini adalah Kerajaan kedua milik Landmark.” “Kerajaan Idzackel, kerajaan kedua milik Landmark Apa itu?” Tanya Ellena dengan wajah polosnya, bahkan mimik wajahnya terlihat kebingungan dengan melihat sekitar ruangan yang mewah, dirinya terbangun dengan wajah yang polos ketika berada di tempat ini, ia tak mengerti kenapa tiba-tiba berada di ruangan yang mewah, beberapa pelayan memandang Ellena dengan tersenyum. “Tuan Putri, selamat datang. Anda sudah ada disini.” “Tapi ini dimana?” “Ini adalah rumah anda, selamat datang Tuan Putri Ellena, selamat datang di Idzackel.” Beberapa pelayan sudah siap untuk melayani Putri Ellena, Kerajaan Idzackel, Kerajaan penuh dengan pemandangan indah. Pemandangannya indah bahkan siapapun yang melihatnya menginginkan untuk tinggal disini. Ellena tercengang ketika dirinya berada di Kastil Istana yang mewah dengan pemandangan indah. “Tuan Putri Ellena, anda adalah tunangan Pangeran Edward. Yang Mulia Raja Evanjors sudah menyiapkan pembelajaran untuk Tuan Putri Ellena. Semuanya sudah di persiapkan, anda akan berjalan-jalan mengelilingi Kastil Istana ini.” “A-apa? Tu-tunangan maksudmu?” “Benar, anda adalah seorang tunangan Pangeran Edward.” “Apakah kau tahu ini dimana? Tunggu, aku sudah memiliki seseorang teman dekat namanya Felix, dia menyuruhku ke Ray Diamond di Kota Scanton, memilihkan cincin untuk kekasihnya. Lalu kenapa aku berada di tempat yang kalian maksud, Idzackel? Apakah kalian tidak salah?” “Tidak Tuan Putri Ellena, anda adalah tunangan Pangeran Edward. Pangeran Edward adalah Putera Mahkota Kerajaan Landmark.” Para pelayan yang terdiri dari tiga orang pun mulai membawa Ellena untuk berganti pakaian dengan paksa, tidak ada waktu lagi ia harus berpakaian cantik dengan dandanan yang di sukai oleh Yang Mulia Raja Evanjors, Raja memilihkan tunangan yang terbaik untuk Putera Mahkota sayangnya Pangeran Edward tidak menyukainya. “Kalian ini kenapa seperti ini? Jelas-jelas aku adalah Ellena pegawai Perpustakaan Marimosa, kenapa sekarang menjadi tunangan Pangeran Edward? Pangeran Edward itu siapa? Aku saja tidak mengenalnya, aku tinggal di Kota Scanton, kalian kenapa melepaskan seluruh benda yang ada di tubuhku?” Para pelayan tersebut hanya tersenyum dengan segera membawa Ellena ke kolam pemandian yang berisikan banyak sekali bunga mawar. Dengan aroma vanilla dengan kolam besar air hangat di dalamnya. Seluruh pelayan membersihkan seluruh tubuh Ellena dengan sangat cepat. "Tuan Putri Ellena harus segera berganti pakaian, Yang Mulia Raja menyuruh kami untuk membuat Tuan Putri Ellena berpenampilan cantik." "Ta-tapi aku belum mengenali tempat ini, bahkan kolam pemandiannya saja mewah seperti ini. Tempat yang kalian maksudkan ini tempat apa? Idzackel yang kalian maksudkan aku tidak mengerti. Aku Ellena dari Kota Scanton." sayangnya ucapan Ellena tak didengar oleh beberapa prlayan. Karena bagaimanapun Ellena adalah tunangan dari Putera Mahkota Edward putera Yang Mulia Raja Evanjors Kerajaan Landmark.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN