chapter 5

1259 Kata
Wilayah Veddra, Felix hanya menatap pemandangan dari atas bukit. Mendengar Suba berbicara akan Pangeran Edward dari Landmark,  "Jadi dia sudah kembali? Setelah sekian lama ia ku pisahkan dari Putera Mahkota Edward," ucap Pangeran Felix kepada salah satu pengawal. "Benar, Yang Mulia Raja Evanjors dan Putera Mahkota Edward sudah menemukan Tuan Putri Ellena, apa kau senang Pangeran Felix? Bahkan Tuan Putri Ellena hanya akan bersama Putera Mahkota," ucap Suba dengan berjalan mendekati Pangeran Felix.  Hanya ada rona wajah kecewa dari Pangeran Felix dengan menggerakkan tangannya menuju Suba, kekuatan magia akan rasa kecewa membuat tubuh Suba kesakitan.  "Hentikan Pangeran Felix, sampai kapanpun Tuan Putri Ellena tidak akan pernah bersamamu," jawab Suba kembali dengan wajah Felix yang semakin kecewa. Hanya sesaat Felix pun menghemtikan kekuatan sihir magia yang ia miliki.  "Kau tahu bahwa aku menjauhkannya karena aku menyukainya, sayangnya ikatan itu tetap saja terjadi. Aku tahu pasangan abadinya adalah Putera Mahkota Edward," jawab Felix dengan menatap jendela besar di Aula Istana. 'Edward, tunanganmu yang hilang sekarang sudah berada di sisimu kembali. Aku akan merebutnya kembali darimu,' Felix membatin dengan meninggalkan ruangan. Mengetahui Putri Ellena sudah berada di sisi Pangeran Edward. ** "Dimana Tuan Putri Ellena? Kenapa ia tidak ada?" Tanya Yang Mulia Raja Evanjors kepada salah satu pelayan. Ini adalah makan malam bersama Raja Evanjors dan juga Pangeran Edward, Pangeran Edward hanya menatap ayahnya yang menanyakan Putri Ellena. Ia pun memundurkan kursi dan meminta izin kepada Raja Evanjors untuk menemui Putri Ellena. "Ayah, izinkan aku yang melihat keadaan Putri Ellena. Mungkin ia terkejut setelah bertemu denganku, lagipula selama ini ia bekerja menjadi penjaga toko buku dan baru pertama kalinya ia kembali setelah sekian lama," ucap Pangeran Edward dengan suara merendah meminta izin kepada ayahnya untuk melihat keadaan Putri Ellena. Pangeran Edward pun berjalan menuju ruangan kamar Putri Ellena setelah meminta izin kepada ayahnya. "Tuan Putri, anda harus segera memakai riasan. Yang Mulia Raja sedang menunggu anda di ruang makan bersama Putera Mahkota, bagaimana ini jika anda masih belum ingin berdandan sedangkan anda harus makan malam bersama Yang Mulia Raja dan juga Putera Mahkota," ucap salah satu pelayan yang membujuk Putri Ellena untuk segera berdandan. "Aku masih bingung, jadi yang bertemu denganku tadi adalah Putera Mahkota, yang menegurku tadi ketika aku berada di lorong itu adalah Putera Mahkota, pria yang tampan itu tunanganku? Apakah kalian bercanda denganku?" Putri Ellena masih tidak percaya karena beberapa pelayan memberitahu kepadanya bahwa yang berbicara dengannya adalah Putera Mahkota Edward. Wajahnya terlihat malu-malu ketika dirinya mengetahui hal ini dari beberapa pelayan. "Benar Tuan Putri, yang bertemu anda adalah Putera Mahkota Edward, ia adalah tunangan anda. Ia adalah calon suami anda, anda harus segera berdandan karena malam ini anda harus makan malam bersama Putera Mahkota Edward dan juga Yang Mulia Raja Evanjors." Ellena pun melepaskan selimut dari tubuhnya, tak lama suara pria yang ia dengar terdengar di ruangannya saat ini. "Apa Putri Ellena ada di ruangan? Kenapa Putri Ellena belum keluar dari ruangan kamar?" 'Apa itu suara Putera Mahkota, kenapa ia berada di ruanganku. Aku semakin malu, kenapa tiba-tiba aku menjadi tunangan seorang Putera Mahkota, terlebih ia tampan. Pasti banyak putri yang menginginkannya menjadi seorang suami,' batin Putri Ellena dengan kembali menutup tubuhnya dengan selimut. "Maafkan kami Putera Mahkota tetapi kami akan mendandani Tuan Putri Ellena. Maafkan kami yang mendandani Tuan Putri Ellena sedikit terlambat," ucap salah satu pelayan kepada Putera Mahkota. Tak lama suara Pangeran Edward pun menghilang dari ruangan kamarnya. Beberapa pelayan kembali mendekati ranjang Putri Ellena. "Tuan Putri, Putera Mahkota Edward datang untuk anda. Tuan Putri jangan sembunyi lagi, kami harus segera mendandani anda." Putri Ellena pun beranjak dari ranjang dengan melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya. Wajahnya terlihat malu-malu dengan melihat ke arah beberapa pelayan. "Baiklah, aku akan berdandan." Selama empat puluh menit beberapa pelayan mendandani Putri Ellena, Putri Ellena pun berjalan keluar ruangan dengan di temani dua orang pelayan untuk menemui Pangeran Edward dan juga Raja Evanjors. "Kau mau kemana? Makan malam bersama ayahku sudah selesai, kau terlambat. Kau sangat lama, mulai besok jangan pernah terlambat lagi terlebih makan malam bersama ayahku." Pangeran Edward mendekati Putri Ellena yang berjalan di dekat tangga Kastil Istana. Langkah kakinya terhenti ketika Pangeran Edward mendekati tubuhnya. "Kenapa kau kembali setelah sekian lama? Kenapa kau kembali ketika aku hampir saja melupakanmu. Disaat aku sudah memiliki calon istri dan kau hadir kembali, mulai besok jangan pernah terlambat lagi. Selamat malam Tuan Putri Ellena," ucap Pangeran Edward dengan berbicara mendekatkan sedikit wajahnya dengan wajah Putri Ellena. Suaranya merendah ketika ia berbicara dengan Ellena, tak lama setelah menatap Ellena, Pangeran Edward kembali menjauh dengan jarak dua langkah kaki dari Putri Ellena. "Maafkan aku Tuan Putri Ellena," ucapnya kembali dengan suara rendah di hadapan Putri Ellena. Setelah berbicara dengan Putri Ellena, Pangeran Edward pergi meninggalkannya. Meninggalkan Putri Ellena yang berdiri bersama dua orang pelayan. "Tuan Putri, anda jangan khawatir. Maafkan Putera Mahkota, kami akan menemani anda untuk makan malam," ucap salah satu pelayan yang menemani Putri Ellena. Mereka berbicara dengan nada lembut di sisi Ellena. Wajah Ellena tak henti-hentinya melihat Pangeran Edward yang berjalan menjauhi dirinya, "Apa-apaan ini? Aku tiba-tiba berada di Kastil Istana lalu menjadi seorang tunangan dan sekarang aku mendapatkan ucapan dari Putera Mahkota, kenapa ia berbicara seperti ini kepadaku?" "Tuan Putri, anda jangan berbicara seperti itu. Mohon maafkan ucapan Putera Mahkota, kami akan melayani Tuan Putri untuk makan malam," tutur salah satu pelayan yang berada di sisi Putri Ellena. "Tidak perlu, nafsu makanku jadi menghilang. Aku belum pernah bertemu dengannya tetapi sudah menjadi seorang tunangan dari seorang Pangeran dan sekarang Pangeran yang menjadi tunanganku memarahiku. Aku ingin berjalan-jalan saja untuk saat ini." Putri Ellena pun kembali berjalan, ia menuruni tangga. Bukan menuju ruang makan tetapi menuju taman kastil istana. Dari jauh Pangeran Edward melihat Putri Ellena yang berjalan mendekati taman. "Bisa-bisanya kau kembali setelah aku memiliki calon istri, selama ini aku mencarimu dan kau menghilang. Dan sekarang ketika aku memiliki calon istri kau hadir kembali Ellena," suara kecil Pangeran Edward terdengar ketika ia melihat Putri Ellena berjalan di taman dengan di temani dua orang pelayan. Ellena masih tidak ingin mengajak pelayannya berbicara setelah ia mendengar ucapan Pangeran Edward, "Apakah sifatnya seperti itu?" Tanyanya kepada dua orang pelayan yang menemaninya ke taman kastil istana. "Putera Mahkota tidak pernah seperti ini Tuan Putri, ia sangat baik. Anda tidak perlu cemas, Putera Mahkota pasti mencintai anda. Anda adalah tunangannya, anda tidak perlu khawatir." "Tapi yang kulihat justru sebaliknya, Ia selalu berkata kenapa aku kembali dan ia selalu berkata ia sudah memiliki calon istri serta maksud dari perkataannya seperti aku akan merebut dia dari seorang wanita yang ia cintai," jawab Ellena dengan memandangi taman istana. "Tidak Tuan Putri, Putera Mahkota adalah tunangan anda. Ia selalu mencintai anda, anda jangan berbicara seperti ini. Selama ini Putera Mahkota selalu mencari Tuan Putri Ellena tetapi keberadaan Tuan Putri Ellena sangat sulit di temukan." "Aku akan berada di taman ini sebentar, mendengarnya berbicara seperti itu membuat perasaanku terluka. Jika ia mencintai wanita lain nikahi saja wanita itu, kenapa ia mempertahankanku. Dan sekarang ia berbicara seperti itu, perasaanku terluka." "Putera Mahkota selalu mencintai anda Tuan Putri, anda jangan khawatir. Putera Mahkota tidak pernah seperti ini, mungkin ia kelelahan karena Putera Mahkota memiliki kesibukan bersama Yang Mulia Raja." "Aku tidak tahu harus menjawab apa tentang Putera Mahkota, kalian berbicara bahwa ia adalah tunanganku. Sedangkan aku melihat Putera Mahkota seperti tidak menyukaiku, kenapa aku kembali katanya, jelas-jelas aku baru datang dan tiba-tiba menjadi seorang tunangan Putera Mahkota." Dua orang pelayan yang berada di sisi Putri Ellena pun saling melirik satu sama lain, "Tuan Putri udara malam semakin dingin, lebih baik kita kembali ke dalam Istana. Tuan Putri jangan khawatir tentang Putera Mahkota."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN