"Bela aja Sarah terus. Bela!" Sungut Luna sore itu di sebuah kedai kopi langganannya bersama Reno jika Reno tengah berada di Jakarta. Pria berpenampilan mirip eksekutif muda itu tertawa terbahak, mendapati sikap ketus sahabat sekaligus orang yang sudah dia anggap adiknya. "Mau bagaimana lagi? Namanya juga akting! Ya harus all out, Lun! Tapi pantas nggak aku jadi aktor?" "Sialan!" Luna memukul tengkuk Reno dengan dompetnya yang ia letakkan di atas meja. "Auu, sakit Lun!" "Lu sih jengkelin!" Reno mencebik dan berakhir mengacak rambut Luna. "Lalu bagaimana perkembangan di perusahaan?" "Sangat stabil, tapi nggak tau lagi dengan perusahaan suami kamu." Luna mengulum senyumnya, ternyata tidak sia-sia Reno kembali ke Jakarta demi membantunya membalaskan misi balas dendamnya dan tidak sia-s
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari