masa lalu kelam aliza

2343 Kata
aliza menatap putranya yang kini terlelap. Ia baru saja tiba beberapa menit yang lalu dirumah milik kinan setelah memeriksa kediamannya yang ternyata kosong. Hingga ia dengan segera bergegas menuju tempat satu-satunya yang memungkinkan kedua orang disayanginya berada. Hingga disinilah ia, berada dikamar mini yang berisikan begitu banyak mainan. Ya, sebuah kamar mini yang kinan rancang untuk putranya. "Kau dari mana saja aliza ? Ku dengar kau bertemu umh.... arka ?" Tanya kinan dengan nada ragu. Ia kini berada disisi ranjang bersama dengan aliza yang dengan setia mengelus surai abu-abu putranya yang baru saja terlelap dari acara menangisnya. aliza berucap dengan sedikit hati-hati dan keraguan yang jelas dari nada bicaranya. "Ah kau mengenal arka ?" Tanya aliza sedikit tersentak. kinan mengangguk perlahan. Di wajah sahabatnya itu tergambar raut ke khawatiran. "Aku pingsan.." ujar aliza lirih kinan terdiam. Ia yakin jika aliza pasti akan melanjutkan ucapannya. "Dan dia menolongku.." lanjut aliza lalu menggit bibir bawahnya kinan tak mengatakan apapun. Bahkan tak mengucapkan sepatah katapun sehingga membuat aliza menoleh kearahnya. "Mengapa kau tak bertanya apa hubunganku dengan arka ?" Tanya aliza dengan senyum sendunya. "Aku yakin jika arka ada keterkaitan dengan dirimu dimasalalu. Tapi apapun itu aku tak akan memaksamu untuk mengatakannya. Aku akan menunggumu hingga kau mencerikan semuanya padaku. Itupun jika kau berfikir jika aku adalah orang terdekatmu yang bisa kau percayai" ucap kinan yang kini menggenggam tangan kiri aliza "Maaf" sesal aliza yang kini menundukkan wajahnya. "Seharusnya aku yang harus minta maaf" ucap kinan begitu tiba-tiba "Apa maksudmu ?" Tanya aliza heran. Ia menatap kinan yang kini balik menatapnya. "Aku sudah tahu semuanya. Maaf karena itu. Tapi aku takkan mempercayai apa yang kudengar sebelum semua itu ku dengar dari mulutmu sendiri" ucap kinan yang membuat tubuh aliza menegang. "K-kau benar sudah tahu ?" Tanya aliza "Sayangnya memang begitu" ucap kinan yang membuat bahu aliza yang tadi menegang kini mengendur "Bukan aku tak ingin mengatakannya.. a-aku hanya tak ingin mengingat dia lagi" ucap aliza sedih. kinan dengan cepat mengusap punggung aliza dengan pelan. Sedikitnya ia mengerti apa yang aliza rasakan. "Jika kau keberatan. Kau tak perlu menceritakannya. Maaf, karena keegoisanku aku jadi membuka luka lamamu kembali" sesal kinan "Tidak apa-apa, aku memang harus menceritakannya padamu. Lagipula kau sudah ku anggap saudaraku kinan" ucap aliza yang membuat kinan terharu lalu memeluk sahabat SMAnya itu. Ah ralat, mungkin saat ini derajatnya bertambah dengan menjadi saudara aliza. "Terima kasih" ucap kinan senang "Umh..ya " aliza tersenyum dalam pelukan kinan. Senyum tulus yang sudah jarang diperlihatakannya. kinan mengurai pelukannya lalu menatap aliza penuh penjelasan. "Oh tuhan jadi aku benar-benar harus menceritakan tentang arka padamu kinan ?!" Pekik aliza dengan suara tertahan. Dia pikir setelah acara teletubbiesnya berakhir , kinan takkan mengungkit tentang arka lagi. Tapi lihatlah tatapan sahabatnya yang seakan haus akan berita itu. "Kau berniat kabur ?" Tanya kinan dengan nada bergurau "Baiklah-baiklah, sepertinya aku memang harus mengatakannya" ucap aliza dengan nada pasrah yang dibuat-buat. "Kau membuatku kesal aliza . Ayo cepat ceritakan" ucap kinan memutar kedua matanya bosan. aliza menatap kinan sejenak l, menarik nafas lalu diidetik berikutnya ia mendesah pasrah. "Sebenarnya daddy marchel adalah arka" ucap aliza lirih. kinan yang mendengarnya tak memberikan respon yang berarti. Sehingga membuat aliza menatap sahabatnya itu dengan kerutan didahi. "Kenapa kau tak memperlihatkan ekspresi kaget seperti biasa jika kau mendapatkan berita tentang lelaki idamanmu ?" Tanya aliza dengan kerucut dibibirnya. "Dasar bodoh ! Tentu saja karena aku sudah tahu sebelumnya. Ah dan satu lagi , Lelaki idamanku sekarang hanya satu. mas raka. Jadi lupakan apa yang terjadi dimasalalu aliza. Mereka hanya korban-korbanku ok ?" Ucap kinan seraya tersenyum jail yg membuat aliza memutar kedua bola matanya malas. "Ya ya Nona kinan yang terhormat.. Sayang sekali korban-korban tampanmu itu hanya menjadi Sumber kau mengorek dana demi memenuhi kebutuhanmu. Mereka benar-benar bodoh dan buta akan kecantikanmu. Apa perlu aku ingatkan lebih jauh ?" ucap aliza yang mengingatkan kinan jika dulu sahabatnya itu mengejar lelaki tampan lalu menguras isi dompetnya. "Ralat, nona raka ok ? Dan juga untuk masalah korban yang kau katakan itu hanya masalalu aliza. Bagaimana mungkin kau mengingat masa-masa labilku disaat aku sudah bersuami seperti ini ? Ohh lupakan apa yang terjadi, apa kau tak kasihan pada sahabatmu yang imut ini ?" Ucap kinan dengan kedipan mautnya yang sama sekali tidak mempan pada aliza. Oh lihatlah aliza bahkan memasang ekspresi mual yang tak tertahankan saat ini. "Ck, kau tak perlu memperlihatkan ekspresi jujur seperti itu . Aku tahu kau jauh lebih imut dariku " ucap kinan seraya mengerucutkan bibirnya kesal. "Hey.. hey.. kau memintaku untuk melupakan semua tingkah jailmu ? Apa kau ingat jika setiap hari yang kau bahas didepanku hanya masalah lelaki tampan yang pada akhirnya menjadi korbanmu ? Jika kau memintaku untuk melupakan semua tungkah labilmu, itu sama saja aku harus melupakanmu. Kau tak pernah menceritakan hal yg berguna padaku ingat ?" Tanya aliza dengan seringai usilnya. "Ya.. Ya.. kau tak perlu melupakannya. Tapi aliza, bisakah kau kecilkan suaramu ? Bagaimana jika mas raka mendengarnya ? Aku tak ingin kisah hidupku tersebar sebagai seorang istri yang tiba-tiba diceraikan suaminya karena dimasalalu istrinya adalah seorang gadis penggoda yang gila harta. Sebagai sahabat kau pasti akan malukan ?" Ucap kinan dengan ekspresi sendu yang sangat dibuat-buat. aliza yang melihatnya tak mampu menahan dengusannya. Akting sahabatnya itu benar-benar membuatnya merinding geli. "Sayangnya aku sudah tahu semua itu jauh sebelum kita menikah sayang.." ucap raka yang tiba-tiba muncul dari balik pintu. "K-kau ? Sejak kapan kau berada disana mas ?" Tanya kinan dengan wajah pucatnya. Keadaan alizapun tak jauh berbeda dengan kinan. Oh tuhan, aliza bahkan ingin merutuki mulutnya. Bagaimana jika sahabathya benar-benar bercerai karenanya ? Woah aliza baru kali ini ingin mengumpat dengan seribu u*****n karena keteledorannya sendiri. "A-ano kak raka, itu kinan tidak seburuk itu ha-hahahahaha" aliza malah tertawa konyol . Oh tuhan jika ada yang tahu bagaimana kondisi jantung aliza saat ini. Jika kinan terkenal sebagai seorang istri yang diceraikan oleh suaminya karena masalalunya yang kelam, maka aliza akan terkenal sebagai penyebab cerainya sahabatnya sendiri yang awalnya hanya untuk mengusili sahabatnya itu. Oh tuhan, itu terdengar konyol sekali. raka tak mengatakan apapun dan itu tentu saja semakin membuat kinan dan aliza menahan nafas mereka. aliza menatap raka yang kini berjalan kearah kinan. "Aku sudah tahu semuanya.." ucap raka lalu memeluk tubuh kinan dari belakang. "Jika aku keberatan dengan masalalumu yang sudah ku kutahui sebelum kita memutuskan untuk menikah, sangat tak mungkin jika aku menikahimu bukan ?" Tanya raka kinan tak menjawab. Ia hanya mendengar penuturan suaminya. Sepertinya ia masih syok. "Aku mencintaimu yang sekarang maupun dimasalalu sayang.." ucap raka yang membuat kinan terisak lalu berbalik untuk memeluk tubuh tegap suaminya. "B-benarkah ?" Gumam kinan "Ya dan jika kau butuh uang, kau boleh menguras isi tabunganku . Aku tak keberatan sama sekali asal kau tak mendatangi lelaki lain.itu dosa loh?" ucap raka lalu tersenyum jahil . Oh aliza yang sedari tadi menatap dua sejoli yang tak tahu malu itu mendengus dalam hati. Bisa-bisanya raka tersenyum jahil disaat seperti ini. Jika ia adalah kinan, sudah pasti aliza sudah menggeplak kepala raka. Oh No, tingkah raka itu sangat mengganggu moment romantis mereka. "dosa ?" Beo kinan dengan kerutan didahinya "Apa maksudmu ? " tanya kinan dengan sorot mata tajam "eh,bukan? akan sangat dosa bagiku jika kau berpaling dariku.. kau tahu, sesuatu disini akan menjadi sakit sayang" ucap raka yang kini menuntun jemari kinan untuk menyentuh d**a bidangnya. " oh,ya! aku sudah menemukan wanita yang mau mengandung bayi kita,sayang"?ucap raka.ucapan raka membuat aliza dan kinan penasaran " benarkah " " hm,wanita itu butuh uang untuk pengobatan adiknya"? " oh " guman kinan aliza memutar kedua bola matanya bosan. Melihat wajah putih kinan yang memerah sungguh penampakan yang mengerikan baginya. Sepertinya sahabat tak bernuraninya itu telah jatuh cinta dengan telak. Namun tiba-tiba mata aliza membola saat melihat kinan dan raka mempersempit jarak diantara mereka. Bibir kedua sejoli dihadapannya itu saling memangut mesrah yang membuat tangan aliza gatal untuk melakukan sesuatu. Dan ya berhasil. aliza meraih sebuah bantal berukuran sederhana lalu melemparkannya kearah suami istri yang tak tahu malu dihadapannya. Bugh " Cari penginapan sana !" Teriak aliza kesal. Dengan penekanan dari setiap kata yang diucapkannya. Nah siapa yang menjadi perusak moment kinan dan raka sekarang ? aliza merutuk dalam hati. Ini bukan salahnya. Salahkan saja kedua suami istri dihadapannya itu yang tak tahu malu dan tempat. Bisakah mereka menyingkronkan kemesraan mereka dengan tempat dimana saat ini mereka berada ? raka dan kinan yang baru saja sadar dengan kehadiran mahluk astral disekitar mereka dengan cepat menatap aliza yang kini memasang wajah kesal dan nafas yang menderu karena marah. Melihat kondisi sahabatnya itu, kinan jadi ingin mengusili aliza. "Kami tak perlu ke penginapan aliza . Asal kau tahu, Kami memiliki kamar pribadi untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan tak perlu melakukan apa yang kau sarankan tentunya. Dan Oh my God ! Apa kau bilang ? PENGINAPAN ?! Wow, apa kau sering melakukannya dengan kekasihmu disana ? Astaga aliza, bagaimana bisa kau melakukannya ?! Kau adalah wanita baik-baik ! Apa karena arka kau jadi berubah liar ?! Atau kau sering melakukannya dengan ark- emmmhhhhh umhhhh di ummhhh pen- aargggg ! Ummhh lepaskammmmm ummhh !" raka dengan cepat membekap mulut istrinya lalu tersenyum canggung kearah aliza. Ah Ini benar-benar tak bisa mengontrol ucapannya jika dalam mode jail. Di samping itu tenaga istrinya itu meningkat pesat. raka bahkan kesusahan untuk menutup mulut istri tercintanya itu. "Maafkan dia aliza. Kau tak perlu memikirkan apa yang dikatakannya. Ah oh iya, mamamu sudah tidur dikamar sebelah, sebelum kau datang dia sudah makan malam terlebih dahulu bersama kami. Maaf karena tidak menunggumu agar kau ikut serta. Jika kau lapar, kedapurlah. kinan sudah memasakkan makanan khusus untukmu" ucap raka terburu-buru . Ia menarik tubuh kinan menuju pintu. Namun sebelum tubuhnya dan kinan lenyap ditelan pintu, raka menolehkan kepalanya kebelakang guna menatap aliza. "Ah kalau begitu kami pamit. Tidurlah dirumah kami malam ini. Selamat malam" ucap raka lalu keluar dari Kamar . Meninggalkan aliza yang meremas bantal ditangannya dengan gemerutuk gigi yang terdengar jelas. "kinan .." ucap aliza dengan geraman . . . . reza dan rani baru saja memasuki kamar milik putra bungsunya. Namun apa yang dilihatnya sungguh membuat keduanya bertanya-tanya. "arka ?" Panggil rani yang kini berjalan kearah sang putra bungsu yang kini mendudukkan diri diatas ranjang miliknya. "Apa kau baik-baik saja nak ?" Tanya rani yang entah sejak kapan ia berada disamping kiri anaknya dengan tangan yang setia mengelus punggung putranya. Sebagai seorang ibu ia bisa merasakan dan melihat ada yang tak beres dengan putranya. Demi tuhan, rani semakin dibuat bertanya-tanya akan sosok aliza. rani lalu menatap kearah suaminya yang berdiri dihadapannya dan juga putranya. Ia meminta sang suami untuk membuka mulut. Mungkin saja jika reza yang berbicara arka akan buka suara. "Siapa wanita itu arka ?" Tanya reza dengan wajah dinginnya . Namun jika dilihat dengan seksama, raut wajah sang kepala keluarga itu menunjukkan kekhawatiran. arka masih tidak menjawab. Ia hanya menatap lantai dibawahnya dengan pandangan kosong. "arka..?" Panggil sang ibu dengan suara lirih. reza mendesah meligat istrinya yang kini menitikan air mata. "A-aliza.." ucap arka untuk pertama kali. Suaranya berat dan serak. Kedua mata biru miliknya memancarkan kesedihan yang sangat terlihat jelas. reza dan rani semakin yakin jika wanita yang baru saja keluar dari kediamannya itu adalah sosok yang berarti untuk arka. Itu jelas terlihat dari sikap arka yang membuat reza mengernyit melihat ekpresi sedih yang jarang putranya itu perlihatkan. Kalau diingat-ingat arka juga pernah sekali memperlihatkan wajah yang seperti sekarang ini dan reza tak ingin mengungkit sebabnya. Ah itu berarti ini adalah kali kedua putranya memperlihatkan ekspresi yang demikian. "A-Arka ? Apa yang terjadi nak. Ayo beritahu ibu. Ada apa denganmu ?" Tanya rani beruntun. Ia sangat berharap jika putranya itu membalas ucapannya. "A-aku merindukannya ibu.." ucap arka lalu memejamkan kedua matanya. Ucapan arka membuat sosok kedua orangtuanya membatu. "H-hahaha apa maksudmu Nak ? Apa kau bercanda ?" Ucap rani dengan tawa yang dipaksakan. "Aku merindukannya.. aku merindukan aliza.." ucap arka lebih jelas. " itu salah kalian!? jika saja kalian tidak memaksaku menikahi bella si w***********g itu mungkin aku dan aliza sudah bahagia.tapi kalian dengan enaknya memaksaku menikahinya hanya karena dia hamil cucu kalian tapi sekarang sudah terbukti jika anaknya itu bukan anakku!?dan karena ulahnya juga membuat kakak sepupuku koma "?arka mengeluarkan semua yang ia tahan selama ini "K-kau.. bagaimana bisa ? Apa kau lupa bagaimana dirimu seka-" " hm,ibu pasti mau mengatakan,jika aku status suami orang begitu kan bu,tapi aku tidak pernah melakukan pernikahan apa ibu ingat kami menikah di atas kertas jadi aku bukan suami sah wanita itu,ibu!!? dan sampai kapanpun aku tidak pernah mengakui wanita itu dan anak haramnya menjadi istri dan anakku! arka menjawab pertanyaan ibunya dengan emosi " tapi" "Sudahlah bu.. kupikir arka butuh waktu " ucap reza memotong ucapan istrinya yang terlihat syok. "Ta-tapi yah..!" "Ayo kita keluar.." ucap reza lalu menarik lembut tangan istrinya untuk keluar dari kamar arka. Akhirnya rani menyerah lalu mengikuti langkah suaminya menuju pintu. Disaat tubuh rani lenyap, reza menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah sang putra yang masih terdiam dengan tatapan kosongnya. "Secepatnya kau harus menceritakan semuanya pada ayah, arka " ucap reza yang membuat arka menoleh kearah sang ayah yang kini tersenyum kearahnya. Senyum yang bahkan sangat jarang ayahnya itu perlihatkan. "Aku akan menunggumu diruang baca setelah ibumu tidur" putus reza lalu menutup pintu arka . Meninggalkan sang putra yang kini meremas kedua tangannya dengan bibir terkatup. . . . Sedang dilain tempat, nampak seorang wanita yang masih dirahasiakan sedang sibuk memilah berkas ditangannya. Wanita itu sedang berada didalam sebuah kamar bernuansa eropa, tak lupa dengan handphone yang bersarang ditelinga kanannya. "Tak ada yang perlu kita khawatirkan. Kuncinya masih aman bersamaku.. Bersabarlah hingga sampai waktunya. Sebentar lagi kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan" ucap Wanita itu dengan seringai dibibirnya. 'Apa itu berarti perusahaan kita akan bangkit kembali ?' Tanya orang disebrang sana "Ya, dengan perusahan itu kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Bukan hanya untuk mengembalikan perusahan kita. Kita juga akan mendapatkan perusahan baru sayang.." ucap Wanita itu 'Aku sudah tak sabar' ucap orang disebrang sana "Ya, tapi sebelum itu, Bersiaplah untuk menghancurkan musuh kita.. musuh yang akan menjadi sumber kekayaan kita nanti-" "ALIZA Crop" bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN