POV Devan " Kalau kamu larang aku kerja malam ini, aku bakal bilang sama nenek kalau tadi kamu beliin pacar kamu gelang sama kalung mahal " Ancamnya sambil berkacak pinggang. Ku coba menelusuri tatapan itu. Sepertinya kedua netra itu merah, seperi jejak orang yang baru saja menangis. Tak ku tanggapi kata katanya, Aku semakin mendekat memperhatikan lingkaran matanya. " Kamu baru nangis ? " Tanyaku sambil menyibak poninya, Ia segera membalikkan badan. " Nggak ah, aku nggak nangis, ini mah kelilipan " ucapnya sambil mengusap matanya. " Kamu mau ku belikan sesuatu ? " tanyaku tepat di belakang telinganya, tampak sekali ia terkesiap ketika berbalik, aku tak berjarak di belakangnya. Aku mengusap lehernya yang tidak dihiasi aksesoris apapun itu, gerakan matanya, jelas menandakan kalau ia