“Hana, ayo tidur,” perintah Justin, sambil membersihkan tumpukan kertas di mejanya. Dia hanya melirik Hana sekilas yang masih asik membaca buku sambil mengunyah anggur dan beberapa potong apel di piringnya. Hana tidak menggubris, dan Justin sangat tidak suka ketika dia diabaikan seperti itu. “Hana,” panggilnya sekali lagi. Barulah Hana menoleh padanya. “Ya?” Justin menghembuskan napas lelah, “Ayo tidur,” katanya dengan suara melemah. Hana menganggukkan kepala, merapikan tempatnya duduk dan meja. Dia mengangkat piring buahnya dengan sebelah tangan, sedang sebelahnya lagi memegang buku yang ia bawa. Ketika hendak membuka pintu, Hana melirik Justin bingung karena pria itu justru tidak beranjak dari tempatnya. “Ada apa?” tanya Hana. Justin menatapnya tajam. “Kau sedang tidak berniat unt