20

1261 Kata

Sinar matahari pagi yang menerobos masuk melalui gorden-gorden yang dibuka membuat Ken membuka matanya perlahan. Mendapati Jesen membawakannya sarapan. Abangnya itu mengacak rambut pirangnya, membuat Ken serasa melihat Mami. Abangnya memang seperti itu, lembut dan perhatian seperti Mami. Ken tersenyum, dia merindukan wanita cantik itu. Seandainya Mami masih di sini. Sayangnya Mami harus menemani Papi di Bandung. Pria itu lebih memilih mengurusi cabang perusahaannya di kota kembang ketimbang induk perusahaan di Jakarta. Kata Papi, Bandung lebih ramah daripada Jakarta yang penuh sesak dengan tingkat polusi tinggi. "Mandi dulu, Ken-aro, hari ini kuliah kan?" Ken mengangguk. Turun dari tempat tidur, pemuda itu menyeret kakinya ke kamar mandi. Dia harus kuliah lagi pagi ini, masa liburannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN