6

912 Kata
Dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibir peachnya, Angel memasuki rumah. Dan terkejut melihat Shween duduk manis bersama Nana di ruang keluarga, menonton salah satu program anak-anak. "Shween di sini?" Mendengar suara Angel, gadis berambut hitam sepunggung itu menoleh, begitu juga Nana. "Cucu Nana udah pulang?" Angel mengangguk manja. Bergegas memeluk nenek kesayangannya. Mencium pipi Nana yang masih terlihat kencang. "I miss you." Angel mengusap bekas ciumannya di pipi Nana. "How bout me, don't you miss me too?" Shween pura-pura cemberut. Angel menghampiri Shween, duduk disamping sepupunya itu. "Look what I got!" Angel memamerkan buket bunga pemberian Ken. "A bouquet of pink roses." Shween hanya memutar bola matanya malas. Dia bertanya ini, Angel menjawab itu. "Why don't you ask me where I got?" Angel cemberut. Shween memutar bola matanya lagi. "Where you get them?" Angel tersenyum madu. "Ken gave it to me." "He's your boyfriend duh so...," Shween mengambil cookies coklat kesukaannya di meja dan memakannya. "Nothing special tho." Angel cemberut. "Very special!" Ucapnya dengan mata menyipit. "Okay, very special." Shween mengalah, terpaksa. Malas berurusan dengan Angel. Sepupu manja-nya itu tidak akan mau mengalah. "Then?" Angel kembali antusias. "Ken is not a romantic guy...." "Not romantic and jutek." Potong Shween cepat. Gadis itu tertawa mendengar kata-katanya sendiri. "There's no good on him." "Shween!" Angel melotot garang. "He's cute by the way." Shween terus tertawa tanpa memperdulikan Angel yang menatapnya dengan tatapan membunuh. Yang justru terlihat sangat lucu di mata Shween. Gadis itu semakin tertawa sambil menutup wajahnya dengan bantalan sofa. "Shween!" Seru Angel kesal. "Issshhh!" Gemas, Angel mencubit sepupunya itu. Bukannya berhenti, tawa gadis berdarah India itu malah semakin keras. Membuat Angel semakin kesal. Gadis itu menghentak-hentakkan kakinya. Sementara Nana hanya menggelengkan kepala saja melihat kelakuan kedua cucunya. "Shween, stop." Tegur Nana lembut. "Berhenti menggoda Angel." "Okay, Nana, I'm stop." Shween mengangkat kedua tangannya di samping telinga tanda menyerah. Nana tersenyum kemudian menatap Angel. "Bunganya cantik, sayang. Cepat taruh di vas, nanti layu." Angel juga tersenyum. "Thank you, Nana. Angel love you." Angel mencium pipi neneknya itu sekali lagi sebelum berdiri dan mengambil vas kosong untuk bunga-bunga mawarnya.  "Udah pulang?" Ken hanya melirik Jesen sekilas tanpa berniat menjawab sapaan kakaknya itu. Kesal masih menggerogoti hatinya. Yaahh meskipun tidak sebanyak tadi tapi yang namanya kesal tetap kesal kan. Dengan cuek Ken melewati abangnya itu dan menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tengah. Ken memijit pangkal hidungnya, lelah. "Ponsel kamu ketinggalan, Ken-aro." Jesen duduk di samping Ken. "Pacar kamu tadi video call." "Yeah I know it." Ken memejamkan matanya, berusaha menghindari pembicaraan yang sudah diketahuinya akan mengarah kemana. "Si Angel manis ya, Ken." Jesen tersenyum jahil. "Kawaii ne." Ken membuka matanya cepat. Menatap Jesen kesal. "She's so nice and cute girl..." "Bang!" Jesen menatap Ken. "Angel pacar gue!" "I know it. So what?" Jesen mengerutkan alis bingung. "Nothing. It just..." Ken berdiri. "Please stop talk about her and..." Ken mengibaskan tangan kacau. "Stay away from her." Jesen memutar mata malas. "And you..." Pemuda itu juga berdiri mengimbangi adiknya. "Stop being childish! I'll not take her from you, I have my own girl. And you already know how much I love my girlfriend." Jesen menggelengkan kepalanya pelan sebelum beranjak. Pemuda itu lelah dengan sikap adiknya yang keras kepala dan kelewat over, menurutnya. "Gue udah pernah kehilangan, Bang." Terdengar suara lirih Ken. "Dan gue kagak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya." Jesen berhenti melangkah mendengarnya. Dia tahu betapa terlukanya adiknya dulu saat ditinggalkan Rasya untuk selamanya. Dan sungguh dia tak mau melihat Ken terpuruk seperti saat itu lagi. Dia tidak akan sanggup melihat adik satu-satunya bersedih lagi. Perlahan Jesen berbalik dan mendapati Ken kembali duduk di sofa. Menumpu dagu dengan tangan kirinya. Tatapan Ken terlihat kosong. Jesen menghampiri Ken, duduk kembali di samping adiknya. Menepuk bahu kokoh Ken memberi semangat. "I always beside you, baby bro. And you know that I love you more than I love myself." Jesen mengacak sayang rambut Ken. Lantas melangkah meninggalkan adiknya itu. "Ngel, kita video call ya. Gue kangen sama lu." Angel mengerjap beberapa kali. Dia nggak salah dengar kan? Ken bilang kangen. Gooossshhhh. Angel menepuk-nepuk pipinya. Dan, sebelum Angel menjawab Ken sudah mematikan sambungan telponnya secara sepihak, berganti dengan panggilan video. Angel segera menggulir tombol kamera ke atas menjawab video call itu. Yang pertama tampak di layar adalah tampang kusut Ken. Pemuda itu duduk ditempat tidurnya, bersender di kepala ranjang. "Baby honey, kamu kenapa?" Ken tersenyum mendengar pertanyaan gadisnya. "Gue kagak kenapa-napa kok, Rabbit-chan." "Masa?" Ken mengangguk. "Gue cuma kangen lu. Pengen liat lu." "Angel juga kangen kamu, panda-chan." "Besok pagi lu kuliah kagak?" Angel menggeleng. "Gue jemput. Gue mau ngajak lu ke suatu tempat." "Beneran?" Giliran Ken sekarang yang mengangguk. "Kemana?" Ken terkekeh melihat betapa antusiasnya Angel dengan ajakannya. "Rahasia." Angel cemberut. "Kok rahasia sih." Ken mengangguk lagi. Tatapannya fokus pada wajah gadisnya. Angel tampak sangat menggemaskan malam ini. "Ck!" Angel mengerutkan keningnya melihat itu. "Kenapa?" "Kagak kenapa-napa." Ken mengusap wajahnya kasar dengan ekspresi Angel. "Lu bisa kagak kaya' gitu kagak, Rabbit?" "Maksud Ken apa?" "Kalo lu kaya' gitu terus, gue jadi pengen makan lu!" Ken kelihatan serius, Angel bergidik takut. "Ken ngomong apaan sih? Angel kan jadi takut." Ken melongo mendengarnya. Takut? "Ken kanibal ya?" Angel menatap Ken was-was. "Angel bukan makanan!" Ken terbahak. Demi apa coba? Gooossshhhh, kok bisa sih Angel berpikir seperti itu. Kanibal? Astaga. "Lu kok polos banget sih, Rabbit. Untung lu kagak di sini. Kalo iya udah gue makan lu." Ken masih terkekeh. "Ogah!" Dan Angel langsung mematikan sambungan panggilan video mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN