“Aku istirahat dulu,” lirih Gladia sambil memasang wajah lelah. Ia menatap Gandra tak bersemangat. Bisa ia pastikan, Gandra langsung mencemaskannya. “Aku antar,” sergah Gandra yang seketika meninggalkan kursinya. Gandra langsung merengkuh kedua lengan Gladia yang duduk di seberangnya, dari samping. Ia menuntun Gladia dan membimbingnya dengan hati-hati. Acara makan malam kali ini sengaja Gladia bingkai dengan adegan romantis antara dirinya dengan Gandra melalui kemanjaan yang ia ciptakan. “Pusing banget, Ga. Lemes ….” Kali ini Gladia sengaja merengek dan perlahan menjatuhkan tubuhnya ke d**a Gandra, seolah-olah, ia memang pingsan. “Ya ampun, Di ….” Gandra dengan sigap membopong tubuh Gladia yang masih teramat ramping. Meski buru-buru memboyong Gladia, Gandra ingat ada Embun yang diam-