Bab13 “Din. Dina.” Astaga. Mbak Mirna sudah pulang? Gegas kurapikan kembali semua seperti semula. Keluar kamar tergesa dan menguncinya lagi. Berjalan mengembalikan anak-anak kunci pada tempatnya. Gegas kubuka kunci pintu depan. Tampak wajah kesal itu menatap curiga. Sementara Miranti langsung berlari ke dalam setelah sekilas menyapa. “Ada Ate Dinaaa? Duh, aku makan cokelat duyuuu,” ucapnya sambil berlari menuju lemari es. “Kamu lama banget, sih? Lagian ngapain dikunci-kunci segala?” selidiknya. “Aku tadi mau nyuci piring, Mbak. Takut ada maling masuk,” ucapku. Ya, benar takut ada maling masuk. Kan malingnya dia. “Di sini tuh aman, cluster elit yang diawasi CCTV dan ada sekuriti 24 jam. Dasar kebiasaan tinggal di tempat gak berkelas tuh gini, gagal paham,” ucapnya. Terserah, mau ng