Kubangan Kesialan

1057 Kata
Anna harus menelan pil pahit, karena dia tidak bisa keluar begitu saja dari agensi AXE Entertainment. Sesuai dengan penandatanganan kontrak di awal, jika keluar sebelum masa kontraknya berakhir, maka wajib untuk membayar penalti. Dan sialnya, kontrak kerjanya kemarin selama 3 tahun. Anna benar-benar tidak menyangka akan masuk pada kubangan penuh kesialan yang lebih besar dalam hidupnya. Dia yakin sekali, jika Arche memang sejak awal ingin mengerjai dan menjebaknya. Benar-benar sangat niat sekali untuk membuatnya mendapatkan banyak masalah. Sekarang, dia kalah telak dengan segala ucapan Arche padanya. Sungguh, kesialan ini membuat Anna menjadi pusing. Dia merasa sudah dibohongi. "Kau benar-benar sangat licik!" kesal Anna. "Hukumanmu akan bertambah, jika kau masih tidak sopan denganku." tegur Arche dengan ekspresi wajah yang begitu serius. Namun tetap saja di mata Anna, masih tampak sangat menyebalkan. "Haruskah aku memanggilmu kak Arche agar kau menganggapku sopan padamu?" tanya Anna kesal. Gadis itu berdiri di hadapan Arche dengan kedua tangan yang mengepal dengan kuat. Sementara pria itu duduk dengan angkuhnya di kursi kebesarannya. "Harusnya begitu, tapi di rumah saja sayang. Di sini, kau tidak boleh memanggilku kakak. Aku tidak ingin semua orang mengetahui siapa kau sebenarnya," sahut Arche sembari menaikkan kedua kakinya di atas meja yang begitu besar dan kokoh. Anna yang melihat itu benar-benar geram sekali. Sepertinya, darah rendahnya berubah menjadi darah tinggi. Arche Xavier membuatnya kesal bukan main. "Kau—" "Mr Arche, sayang." sela Arche mengoreksi. "Mr Arche, Anda sudah selesai bicaranya? Bisakah saya keluar sekarang juga?" tanya Anna. Sungguh, dia mengatakan ini sembari menahan diri untuk tidak melempar kursi di dekatnya pada manusia angkuh dan menyebalkan itu. "Ya, silahkan. Lagi pula aku harus segera menemui kekasihku, ternyata dia sangat merindukan kekasihnya yang tampan ini." ucap Arche dengan gaya sombongnya. Anna yang mendengar itu hanya tersenyum paksa. Rasa ingin memukul kepala Arche semakin tinggi dan kuat, namun lagi-lagi dirinya tidak bisa bertindak gegabah. Tidak mau lagi mendapatkan masalah. Sepertinya, sekarang dia harus memutar otak untuk bisa lepas dari kubangan kesialan ini. Setidaknya, dia harus mencari pinjaman agar bisa keluar dari agensi tersebut. "Menunggu apa lagi? Kau lupa pintu keluarnya?" tanya Arche setengah tersenyum meremehkan. "Haruskah aku menuntunmu keluar?" tawarnya dan Anna langsung melangkahkan kakinya keluar dari sana dengan raut wajah super kesal. Ketika baru saja membuka pintu, dia berhadapan dengan Sam yang sudah berdiri tegap di sana. Lalu ada Maryana yang menunggunya juga di samping pria itu. Tidak mengatakan apa pun juga, Anna langsung melenggang pergi menjauh dari sana, disusul oleh Mary yang mengikutinya dari belakang. Langkah gadis itu begitu lebar, membuat Mary yang memang memiliki postur tubuh sedikit berisi, lumayan susah untuk mengejarnya dengan cepat. "Anna!" panggil seseorang. Anna yang memang berjalan dengan cepat, sontak menghentikan langkahnya secara mendadak. Gadis itu menoleh dan mendapati salah satu teman satu agensinya itu berlari ke arahnya. Anna bahkan sudah dapat membaca apa yang ada dipikiran temannya itu. Pasti akan menanyakan perihal yang terjadi tadi di depan lift. Kebodohan yang dia lakukan di hadapan banyak orang. "Apa yang terjadi? Apa kau mendapat hukuman dari Mr Arche?" tanyanya penasaran. Anna tersenyum kecut, dia sudah menebak itu sebelumnya. Pasti penasaran dengan apa yang terjadi padanya setelah berlaku kurang ajar pada petinggi AXE Entertainment. Tanpa menjawabnya, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Anna langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift dan mengabaikan panggilan dari temannya itu. Malas sekali menjawab pertanyaan tersebut. Sebenarnya, Anna tidak masalah jika tak memiliki teman. Daripada memiliki teman banyak, tapi suka sekali penasaran dengan hidupnya. Apalagi ketika dirinya sedang mengalami kesialan seperti tadi. Pasti akan sangat senang jika dirinya mendapatkan masalah. Apalagi masalah yang besar seperti barusan. Tapi, dia sama sekali tidak menganggap masalah tersebut adalah masalah besar, karena berhadapan dengan Arche. Justru masalah terbesarnya saat ini adalah uang. Dia harus mendapatkan uang agar bisa terbebas dari agensi sialan yang menjeratnya. Jika CEO nya bukan Arche, Anna pasti akan senang-senang saja sampai detik ini. Dia sempat berpikir untuk meminta bantuan pada Naomi, sahabatnya. Barangkali sahabatnya itu bisa meminjamkan uang padanya. Namun, lagi-lagi dia merasa tidak enak karena Naomi bahkan tidak bekerja sama sekali. Semua kekayaannya berasal dari suaminya. Anna terus memikirkan itu semua, sampai kepalanya berdenyut. +++ Grace Kylie melambaikan tangannya ketika melihat Arche yang baru saja memasuki kafe. Gadis itu tersenyum lebar. Tidak lupa Arche membubuhkan kecupan di bibir gadis itu. Sudah menjadi kebiasaannya, setiap kali bertemu dengan gadis itu. Pasti tidak pernah absen mengecup bibirnya. "Kau datang terlambat lagi," seru Grace. "I'm so sorry Grace. Aku tidak akan mengulanginya lagi," sahut Arche. "Oh, manis sekali Arche. Haruskah aku memesan kamar hotel sekarang juga?" goda gadis itu. "Jangan menggodaku, kau tau aku tidak bisa—" "Iya, aku mengetahuinya sayang." sela Grace. Setelah mengatakan itu, Grace langsung mengalihkan wajahnya. Sementara Arche, pria itu langsung merogoh ponselnya yang berada di kantong celananya. Sibuk mengecek sesuatu sampai tidak sadar jika Grace sudah memasang wajah cemberut. Gadis itu berdehem beberapa kali, namun pria itu masih saja sibuk dengan ponselnya. Sampai akhirnya, ketika Grace menundukkan kepalanya, Arche langsung meraih tangannya dan menggenggamnya. Grace tersenyum dengan aksi Arche. Meskipun pria itu hanya fokus pada layar ponselnya, satu tangannya yang menganggur digunakan untuk menggenggam tangannya. Dua tahun hubungan mereka berjalan dengan begitu mulus. Tidak pernah ada pertengkaran yang hebat, selalu mengerti dengan kesibukan masing-masing, dan selalu memberikan support yang penuh dalam hal apapun. "Arche," panggil Grace dan sang pemilik nama hanya berdehem sebagai sahutan. "Kita belum merayakan anniv yang kedua tahun," ujarnya dan Arche langsung meletakkan ponselnya. "Kau ingin hadiah apa dariku? Atau kau ingin kita melakukan dinner mewah?" tanya Arche dan Grace menggeleng. "Aku ingin yang berbeda," jawabnya. "Apa? Katakan saja. Aku akan memberikan apapun untukmu," sahut pria itu. "Berlibur, aku ingin kita liburan bersama." ucap Grace dan Arche nampak sedang berpikir keras. "Kau pasti akan menolaknya," tebak Grace. "Ayolah, Arche! Sekali saja. Kita belum pernah meluangkan waktu yang benar-benar quality time. Selalu saja pertemuan kita akan diselingi dengan pekerjaan. Please, sayang." mohon Grace. "Akan aku pikirkan," sahut Arche dan Grace sontak tersenyum lebar. "Memangnya, kau ingin berlibur ke mana?" tanya pria itu dan Grace nampak sedang menerawang. "Hmm, belum terpikirkan. Menurutmu, kita harus liburan ke mana?" tanya balik gadis itu. "Aku bertanya padamu, kenapa balik bertanya padaku?" kesal Arche. "Maaf sayang," seru Grace. Arche hanya menghela napas biasa. Dia mulai berpikir, kira-kira dia harus pergi berlibur kemana. Kemudian, tiba-tiba saja dia terpikirkan satu nama yang melintas di otaknya, Kimberly Anna. "Bolehkah, aku mengajak adik tiriku juga?" tanya Arche.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN