2 - Kuburan

1250 Kata
*Wuuushhhh….!!! Arthur yang telah kembali membuka mata, kini mulai mencoba kemampuan baru yang ia dapatkan. Menggunakan pikiran, ia mengalirkan serbuk ungu aneh yang telah menjadi satu dengan Element Seed miliknya, untuk di manifestasikan kedunia nyata. Dari dalam pori-pori kulit Arthur, serbuk ungu saat ini tampak perlahan merembes keluar. Mulai menyelimuti seluruh tubuhnya. "Hmmmm… Bahkan warna dari serbuk korosi Kunang-kunang penghancur yang kau miliki, saat ini tampak berbeda! Itu seharusnya berwarna kuning, bukannya ungu pekat seperti itu!" Ucap Cecilia, memberi tanggapan saat melihat serbuk ungu di sekitar tubuh Arthur. "Warna tidaklah penting! Sekarang kita lihat, apa yang bisa dilakukan serbuk korosi ini!" Kata Arthur. Seraya kini mengarahkan gumpalan serbuk ungu yang menyelimuti seluruh tubuhnya, pada tumpukan mayat Demonic Beast hasil buruan Gro kecil yang tergeletak disalah satu sudut gua. Serbuk ungu yang saat ini dikendalikan Arthur, bergerak dengan sangat senyap. Tak menimbulkan suara atau riak getaran Chi apapun. Berjalan perlahan namun pasti menuju tumpukan mayat Demonic Beast. Dan begitu kepulan serbuk ini telah mencapai targetnya. Pada beberapa detik awal, tampak tak terjadi apapun. Tumpukan mayat Demonic Beast yang kini telah sepenuhnya diselimuti boleh serbuk ungu, terlihat masih baik-baik saja seperti semula. Arthur sudah mulai mengerutkan kening ketika merasa serbuk ungu yang ia keluarkan seperti tak memiliki kegunaan sama sekali selain warnanya yang terlihat berbahaya. Sampai kemudian, saat Arthur hendak menarik serbuk tersebut kembali kedalam tubuhnya, fenomena mencengangkan tiba-tiba terpampang dihadapannya. Tumpukan mayat Demonic Beast yang saat ini masih diselimuti serbuk ungu, kini secara perlahan mulai berubah warna menjadi pucat. Dilanjutkan kemudian dengan mulai membusuk secara perlahan. Sampai akhirnya, setelah beberapa detik berlalu, tumpukan mayat Demonic Beast terurai dengan kecepatan yang tak masuk akal. Menghilang dalam sekejap terurai dengan sempurna hanya dalam waktu beberapa detik setelah warnanya berubah pucat. Tak menyisakan sedikitpun bagian tubuh yang tersisa. "Luar biasa! Jadi begitu cara kerjanya!" Seru Arthur antusias, begitu melihat betapa mengerikan kemampuan korosi dari serbuk ungu miliknya. Disisi lain, Cecilia yang tentu saja juga melihat apa yang dilihat Arthur, kini memasang wajah tercengang. Benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Arthur! Kemampuan barumu ini sangat mengerikan! Tapi juga sangat berguna dalam pertarungan!" Ucap Cecilia. Ucapan yang segera disambut Arthur dengan tatapan penuh kemenangan, merasa sangat bangga dengan kadar keberuntungan yang ia miliki. "Hehhehe… Mungkin aku adalah titisan dewa keberuntungan!" Gumam Arthur. Bersamaan dengan gumamannya tersebut, kini Arthur mulai menarik kembali semua serbuk ungu yang baru saja ia keluarkan. "Bagus! Trik baru ini akan sangat berguna dalam pertualanganku kedepannya!" Ucap Arthur. Dengan senyum lebar yang dari tadi tak bisa lepas dari wajahnya. Tampak benar-benar puas dengan kemampuan baru yang ia dapat. Dengan selesainya seluruh proses kultivasi yang dilakukan Arthur, dimana dalam proses kultivasi yang tergolong singkat ini ia telah dengan sukses berhasil membuka dua pintu kecil dalam Gerbang Jiwanya, serta mendapat tambahan bonus kemampuan spesial dari Demonic Core yang bermutasi. Benar-benar membuat kemajuan signifikan pada tingkatan kekuatan Arthur. Jika ada Hunter lain di luar sana yang melihat apa yang telah di capai Arthur dalam waktu kurang dari dua minggu ini seperti halnya Cecilia, mereka pasti saat ini akan merasa sangat iri sampai ingin muntah darah. Tak bisa menerima kemajuan kultivasi Arthur yang diluar akal sehat dan telah merusak semua logika perjalanan kultivasi seorang Hunter di Tartarus Land ini. "Baiklah Cecilia, mungkin sekarang sudah saatnya kita keluar gua!" Ucap Arthur. Setelah diam cukup lama, sejenak menstabilkan aliran Chi dalam tubuhnya yang masih agak bergejolak akibat terbukanya pintu keempat Gerbang Jiwa. "Hmmmm… Kau tak ingin mengisi perut dulu?" Tanya Cecilia. "Ide yang bagus!" Jawab Arthur singkat. (Beberapa saat kemudian) Arthur yang telah selesai makan, kini berjalan perlahan keluar dari dalam gua bersama dengan Cecilia yang mengekor dibelakang punggungnya. "Kemana kita akan pergi setelah ini?" Tanya Cecilia, memecah keheningan. "Aku tak tau! Yang jelas aku ingin berpetualang ketempat yang menarik!" Jawab Arthur. "Apa kau punya saran tempat menarik disekitar sini yang bisa kukunjungi?" Lanjut Arthur, kini bertanya balik pada Cecilia. Mendengar pertanyaan Arthur, Cecilia tak segera memberi jawaban. Tampak sedang berfikir. "Hmmmm… Ada beberapa tempat yang terlintas dalam benakku, dimana mungkin akan membuatmu tertarik untuk mengunjunginya!" Jawab Cecilia. "Salah satu tempat tersebut berada tak terlalu jauh dari sini! Tepatnya ada di sebelah Utara deretan perbukitan ini!" "Tempat tersebut dikenal dengan nama kuburan kuno Demonic Beast! Seperti namanya, dilokasi tersebut, terdapat gunungan sisa-sisa tubuh Demonic Beast dari era kuno!" "Beberapa Hunter senior yang pernah berkunjung ketempat itu mengatakan bahwa, kuburan kuno ini sepertinya tercipta dari sebuah pertempuran besar antar sesama Demonic Beast yang terjadi ratusan ribu tahun yang lalu!" Ucap Cecilia, menjelaskan dengan intonasi nada yang tak tergesa pada Arthur tentang lokasi yang ia sarankan untuk di kunjungi setelah ini. "Hmmmm… Kuburan kuno Demonic Beast ya?" Gumam Arthur. Sebelum mulai sedikit mengerutkan keningnya. "Tapi bila yang kau katakan tentang definisi tempat tersebut benar, maka bisa kusimpulkan bahwa tempat itu dipenuhi dengan berbagai sumberdaya yang sangat langka dan berharga!" "Jadi, seharusnya itu adalah tempat yang ramai bukan? Setiap Hunter pasti akan berbondong-bondong kesana untuk melakukan perburuan sumberdaya!" Tanya Arthur. Mendengar pertanyaan Arthur, Cecilia hanya menggeleng pelan. "Kau salah! Tempat tersebut cukup sepi!" Jawab Cecilia. "Cukup sepi? Kenapa bisa begitu? Tidak masuk akal!" Tanya Arthur lagi dengan cepat. "Kenapa bisa sepi? Itu karena di dalam wilayah kuburan kuno ini, terdapat berbagai Demonic Beast kelas menengah yang hidup secara berkelompok dan membangun koloni-koloni besar!" Jawab Cecilia. "Setiap tahunnya, memang akan selalu ada kelompok dari beberapa Guild besar yang melakukan ekspedisi ketempat itu, namun jumlah yang pergi, dan jumlah yang kembali dengan selamat, akan sangat berbanding jauh!" "Hanya 5%, itu adalah angka tertinggi dari Hunter yang keluar dengan selamat dari wilayah kuburan kuno!" "Hal ini membuat setiap tahunnya, jumlah Guild yang mengirim tim ekspedisi ketempat tersebut, terus menurun secara signifikan. Bagaimanapun juga, sebanyak apapun hasil yang di dapat dari tempat tersebut, tak akan sebanding dengan jumlah anggota yang tewas di dalamnya!" Ucap Cecilia, menutup penjelasan panjang lebarnya. "Bila tempat itu sangat berbahaya, kenapa kau justru menyarankan padaku untuk datang dan mengunjunginya?" Tanya Arthur. "Cukup sederhana, itu karena kau memiliki anomali dalam Gerbang Jiwamu! Dimana dirimu merupakan Hunter pertama dan satu-satunya manusia yang pernah kulihat mampu mengendalikan Chi Kegelapan!" "Bisa di bilang kau adalah contoh kasus manusia yang telah bermutasi. Suatu hal yang tak pernah terjadi sebelumnya. Karena mutasi selama ini hanya akan terjadi pada Demonic Beast!" "Memanfaatkan kemampuan dalam mengendalikan Chi Kegelapan milikmu itu, kurasa kita akan bisa masuk ketempat tersebut dengan aman! Kau bisa menggunakan Chi Kegelapan untuk menyamarkan keberadaan kita! Para Demonic Beast yang tinggal disana akan menganggap kita salah satu dari mereka!" "Jadi, asal kita bergerak dengan hati-hati dan tak melakukan tindakan menarik perhatian koloni Demonic Beast yang tinggal disana, kurasa itu akan cukup aman bagi kita untuk bisa melakukan penjelajahan dan perburuan sumberdaya!" Jawab Cecilia. Sebuah jawaban yang kini disambut oleh Arthur dengan anggukan mengerti. "Ide yang cukup brilian! Sebelumnya tak terpikir olehku untuk memanfaatkan Chi Kegelapan dengan cara seperti itu!" Gumam Arthur. Saat Cecilia dan Arthur masih sibuk mengobrol, tanpa terasa kini mereka berdua telah hampir sampai di luar gua. "Akhirnya kita keluar juga!" Ucap Arthur, seraya mulai mempercepat langkah kakinya saat melihat mulut pintu gua sudah dekat. Namun, ketika Arthur sudah tinggal beberapa langkah mencapai mulut gua, gelombang kabut aneh tiba-tiba menerjang masuk dari arah luar. Gelombang kabut aneh ini tak lain adalah kabut berwarna biru muda yang sebelumnya pernah dilihatnya ketika sampai pertama kali di lokasi ini. "Hati-hati! Kabut ini sepertinya bergerak dengan cara tak biasa! Sangat berbeda dengan yang selama ini selalu kulihat!" Seru Cecilia, memberi peringatan seraya menarik bahu Arthur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN