BAB 25“Nes, anter yuk! Aku dipanggil Ning Zaida. Entah mau apa.” “Emang gak berani sendiri?” Ines menatap Zaida. “Ahm itu, aku kok deg degan. Soalnya kata Marwah ada orang tuaku datang! Feelingku gak enak, Nes!” tukas Zaida dengan wajah cemas. “Ya sudah, ayo!” Ines akhirnya mengangguk. Keduanya berjalan bersisian menuju rumah utama yang berada di samping pesantren. Benar saja, di halaman rumah itu ada mobil yang Zaida kenal. Itu milik orang tuanya. “Assalamu’alaikum!” Sapa Zaida dan Ines. “Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh!” jawab semua orang yang ada di dalam serempak. Tampak Kyai Ahmad yang duduk bersebelahan dengan Ning Khadija saling melirik. Kedua orang tua Zaida duduk pada kursi yang berbeda dan turut tersenyum. Di kursi kosong lainnya tampak Gus Sulaiman yang duduk d