setelah menyelesaikan makan, kami langsung menuju kasir dan membayar makanan kami. aku langsung berjalan keluar menunggu di motor sedangkan om panji menuju kasir untuk membayar makanan kami. setelah selesai membayar lalu om panji segera menghampiriku yang berada di motor, sambil tersenyum padaku dia segera menyalakan motor dan aku pun segera naik ke motor lalu kami pergi bersama melanjutkan tujuan kami untuk berjalan-jalan.
dalam perjalanan kami hanya diam, hanya tangaku yang melingkar di pinggangnya.tempat yang kami tuju cukup lama sampai kami tiba di tempat tujuan kami. om panji berhenti di tepi danau yang cukup luas. danau ini terlihat sangat indah dan di pinggirnya terdapat kursi taman mengitari danau.
akupun segera turun dan berlari ke tepi danau lalu menghirup udara dalam dan menghembuskannya pelan, kulakukan beberapa kali sampai aku merasa nyaman. tiba-tiba om panji memanggilku, ku lihat dia sudah duduk di kursi taman dan menepuk bangku yang iya duduki. aku pun berbalik menghampirinya dan duduk tepat di sampingnya sambil mengatakan kerusauanku.
"om, diana terlihat seperti gadis nakal yang menggoda om ya?"
"kenapa bilang gitu?"
"jawab dulu.!"
"enggak, kamu gadis baik kok. gak kelihatan sama sekali seperti gadis penggoda."
ku hela napas perlahan. "itu menurut om, sedangkan fikiran orang lain tidak seperti itu."
"memangnya siapa yang bilang seperti itu?"
"orang yang ada di rumah makan tadi. aku dengar dia bicara seperti itu, mungkin orang lain pun menilaiku sama seperti itu juga."
"jangan fikir kan apa kata orang lain, orang lain tidak tau yang sebenarnya.mereka hanya melihat dari luar saja tanpa mengetahui kenyataannya." ucap om panji sambil merangkul bahuku menenangkan.
"tapi apakah om mau menerima ku apa adanya walau tak sama dengan yang terlihat?" tanya ku untuk meyakinkan bahwa dia mau menerimaku yang sudah tidak perawan lagi.
"tentu saja saya akan menerimamu dengan segala kekurangan mu, karna aku yakin kamu bisa membuatku bahagia."
jawabannya membuat hatiku senang, dan segala fikiran tentang orang yang menganggap ku buruk tadi seketika hilang berganti dalam ketenangan dalam hatiku.
yah itulah om panji, kata-katanya mampu menenangkan ku dengan cepat, sangat dewasa dalam menangani masalah. tapi aku tetap meragukan jika dia mau menerimaku kalau tau aku sudah tidak perawan lagi.
'aku serahkan semuanya pada allah, dialah yang maha kuasa.' ucapku dalam hati sambil menghembuskan nafas perlahan.
aku tak ingin memikirkan hal yang buruk tentang keadaan dan hubunganku, karna akan berdampak tak baik juga.
ku alih kan pandangan ku pada pria disamping ku. wajahnya terlihat tampan dan berwibawa, dan lengan kekarnya yang siap melindungi ku. menambah keyakinan ku bahwa dialah lelaki yang di kirim tuhan untuk ku.
"sudah puas mengagumi ku?" ucapannya menyadarkan ku.
"iih.. siapa yang mengagumi, hanya berfikir sedikit." alasan ku, karna malu untuk mengakui kalau memang benar aku mengaguminya.
"diana... bisa tidak mulai sekarang kamu jangan memanggilku om?"
"mmm...emang om mau di panggil apa?"
"terserah kamu, mau panggil saya mas, abang, sayang, atau langsung manggil papa juga boleh. sekalian latihan buat bahasa anak-anak kita juga gak apa-apa. "
"gimana kalau diana panggil bapak aja?" jawab ku sambil tersenyum."
"bapak?, nanti dikira kamu jalan sama bapak mu sendiri. dari pada bapak om juga gak apa-apa deh." jawabnya sambil memasang wajah sedih.
"iya deh, diana panggil mas aja ya. kalau papa kecepetan." jawab ku sambil mendorong dadanya dengan bahu ku.
"oke, aku juga akan merubah panggilan ku ke kamu jadi mama boleh kan?"
"iiih...kok mama sih. kecepatan om."
"loh kok om lagi?"
"oh iya, mas. jangan mama ah, kesannya diana udh punya anak."
"loh kan nanti bakalan punya anak dari saya."
"iiih...mas ke pedean."
"harus donk, biar jadi kenyataan."
"ya udah terserah mas aja." jawab ku sengkat sambil senyum, sepertinya om eh mas panji sudah yakin dan serius dengan ku. ku amin kan ucapan terakhirnya dalam hati. semoga tuhan mendengar dan mengabulkan.
kami berbincang disini sampai sore dengan candaan dan sindiran yang membuat hati ini bahagia. sangat nyaman berada di dekatnya berlama-lama. seakan tak ingin pulang karna ada kenangan buruk dalam rumah dan selalu ingin menghabiskan waktu bersama.