“Bakal lama dong pak?” keluh Arumi pelan sambil melepaskan rangkulan tangannya pada Ren. “Iya neng, sabar ya neng.” “Aroma apa itu pak?” tanya Ren tiba-tiba mencium aroma asap dari halaman belakang. “Ini kita lagi bakar ayam den dibelakang sama mbok Jum juga tadi mau dibawain ke dalam buat den Ren dan neng Arumi tapi keburu gelap mati lampu. Mau dibelakang saja makannya?” Ren segera berjalan ke belakang halaman rumahnya. Terlihat beberapa orang pekerja perkebunan sedang membakar banyak ayam dan api bakaran itu tampak seperti api unggun yang hangat. “Sebentar lagi ayam bakarnya jadi mas Ren, tunggu disini saja sama mbak Arumi,” ucap mbok Jum tampak sibuk mengolesi ayam dengan bumbu. Pak kus membawa dua buah kursi agar Arumi dan Ren bisa duduk tak jauh dari api unggun agar tubuh me