Arumi mencoba meregangkan lehernya yang terasa pegal, tak hanya leher tetapi bahu dan tangannya juga mulai terasa kesemutan karena tanpa sadar ia tertidur dalam posisi kaku dan menekuk. Perlahaan Arumi membuka matanya dan ia segera merasa heran. Mereka sudah sampai di depan sebuah rumah tua tetapi tak ada yang membangunkannya dan mesin mobil pun masih menyala. Arumi menoleh ke arah kemudi dan melihat Ren juga dalam kondisi tertidur sedangkan mbok Jum sudah tak lagi berada di dalam mobil. Arumi kembali teringat bahwa setelah subuh tadi Ren mengajak dirinya dan mbok Jum untuk pergi bersama ke perkebunan. Selama perjalanan Arumi merasa bosan dan sebal karena Ren mengemudikan kendaraan begitu santai dan setiap ada rest area ia berhenti untuk membeli sesuatu. “Kamu mau kopi? Cemilan? Kamu la