*** "Aduh, sialan sekali ini mulut!" gerutu Erlan di tengah langkah lebarnya sambil menepuk gemas bibirnya. "Beruntung aku bisa kabur, kalau nggak, bagaimana coba?! Bisa-bisa wajahku akan bernasib sama seperti wajah Gabriel. Babak belur." Erlan bergidik ketika membayangkan bogeman mentah sang Daddy, Morgan mendarat di wajahnya. "Padahal aku tidak salah apa-apa, ya 'kan? Iya dong. Daddy Devil 'kan saja yang kelewat sensian. Biarpun orang nggak salah juga tetap saja dianiaya. Sudah seperti di film-film! Ck, bisa-bisanya Mommy Cell cinta sama dia. Jadi pria nggak ada romantis-romantisnya sama sekali! Kejam, iya, manisnya, ZONK!" Sepanjang langkahnya di lorong rumah sakit, Erlan terus menggerutu tiada henti. Seperti inilah Erlan. Menggerutu adalah bentuk dirinya menumpahkan kekesalan. Ia