*** Caroline meneguk saliva susah payah saat mendengar pertanyaan Gabriel barusan. Sialnya lagi-lagi pria itu kembali melontarkan kalimat-kalimat vulgarnya. Bukannya Caroline tidak suka, akan tetapi gadis itu kesal karena mulai kesulitan mengontrol pikiran-pikiran liarnya. Setiap Gabriel mengatakan sesuatu yang menjurus ke hal-hal intim, otaknya malah sejalan dengan pikiran laknat pria itu. Beruntung Gabriel tidak bisa membaca pikirannya. Karena kalau sampai itu terjadi, bisa-bisa pria itu akan menertawakan dirinya habis-habisan. Gengsi padahal berkedut! Oh ayolah, memangnya wanita mana yang sanggup menolak pesona suaminya ini? Bahkan Caroline sendiri mulai ragu dengan keyakinannya dan keteguhan hatinya. Sepertinya ia akan luluh dalam waktu dekat. "Kamu ini pandai sekali mengucapkan