Chapter-45 | Ruang Dosen

1618 Kata

*** Hembusan nafas kasar yang terdengar cukup menggambarkan bagaimana suasana hati Gabriel saat ini. Gusar. Mengenai kedatangan Sonia saat lalu tidak membuat Gabriel takut. Hanya saja ia malas berurusan dengan hal-hal yang tidak penting seperti ini. Sebab di belakangnya masih ada banyak hal yang jauh lebih penting daripada urusan Sonia yang katanya sangat mencintai dirinya. Menit berlalu, Gabriel kembali membuka pejaman matanya, lalu ia tegakkan tubuhnya dan meraih ponsel yang tergeletak di samping laptop yang masih menyala. Sejenak, Gabriel mengutak ngatik benda pipih itu. Ia mencari nama kontak Ozzie disana. Setelahnya, Gabriel langsung menghubungi sang asistennya itu. "Halo, Tuan." seru Ozzie di seberang telepon. "Ke ruanganku sebentar, Zie." titah Gabriel. "Baik, Tuan, saya a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN