"Jungkooookkkkkkkk ahhhhhh"
Jin Ah mendesah panjang saat Jungkook memasukan miliknya yang panjang dan besar kedalam tubuhnya dari belakang tanpa melepaskan rok seragam milik Jin Ah. Ya, mereka bersetubuh tanpa melepaskan seragam mereka, Jungkook hanya mengesampingkan celana dalam milik Jin Ah dan membiarkan miliknya memasuki Jin Ah, Jungkook bilang gaya bercinta seperti ini terlihat lebih sexy.
Jungkook membuka dua kancing teratas seragam Jin Ah, ia lalu mulai menggerakan pinggulnya dengan perlahan, membuat Jin Ah mengerang frustasi. Jungkook menjilat bibir bawahnya, menatap wajah Jin Ah yang terlihat frustasi dari balik cermin ruangan latihan dance di sekolah mereka, wajah Jin Ah terlihat sangat menggoda bagi Jungkook.
Jungkook meremas kedua d**a sintal milik Jin Ah dengan kasar sekaligus lembut, membuat Jin Ah merasakan hal lebih.
"Ahhhh, Kookieeee"
Jin Ah menggenggam tangan Jungkook yang berada di dadanya, ia lalu menggigit bibir bawahnya untuk mengontrol desahannya agar tak terlalu keras. Karena bagaimanapun, mereka masih berada di area sekolah, ya walaupun sekolah sudah sangat sepi tapi bisa saja mereka ketahuan oleh penjaga sekolah bukan?
"Ugh! Akh!"
Jin Ah meringis saat Jungkook menghentakan miliknya dengan kasar, ia tahu Jungkook melakukan hal itu karena ia tak suka jika Jin Ah menahan desahannya.
"Kookkkhhh pelhaannnn shhhh"
"Aku akan pelan jika kau tak menahan desahanmu, sayang"
"Tapi inihh masihh disekolahh ahhh, bagaimanah jikhaaa kithaa ketahuaan oleh akhh, phenjaghah sekolahhh?"
"Aku akan memberinya uang tutup mulut"
"Taphii Kookkkk, akkkgh"
Jungkook semakin menghentakan miliknya kasar karena merasa gemas dengan gadisnya yang tetap tak ingin mengeluarkan desahan merdunya itu. Oh, ayolah, bercinta tidak akan terasa sempurna jika kau tidak mendengar desahan nikmat sekaligus frustasi dari gadismu.
"Jika kau menolak, aku akan semakin kasar"
"Akkkhhh, baiklahhh"
Jungkook mengeluarkan smirk-nya saat Jin Ah menyerah, ia pun mulai memelankan gerakannya, mulai bermain lembut dan hal itu membuat Jin Ah terlena, membuatnya merasa mabuk kepayang dan terhempas hingga langit kerujuh. Ah, atau bahkan sudah melebihi langit ketujuh karena Jeon Jungkook benar-benar handal dengan tugasnya. f**k.
Jungkook kembali menatap wajah Jin Ah yang menutup rapat kedua mata indahnya, merasakan kenikmatan yang diberikan olehnya. Ia tersenyum, merasa bangga karena gadisnya begitu menikmati service darinya. Kedua tangan jungkook menarik bra milik Jin Ah keatas, lalu ia menyentuh d**a Jin Ah tanpa penghalang, ia meremas kedua p******a Jin Ah dengan gemas, sesekali ia juga menarik p****g Jin Ah.
"Ahhh"
Jin Ah mendesah nikmat saat tangan nakal Jungkook menyentil dan mencubit putingnya yang menegang. Jungkook semakin tersenyum lebar melihat reaksi Jin Ah yang menikmati permainannya. Tetapi, senyumnya seketika luntur saat melihat sesuatu yang tertangkap oleh retina matanya. Jungkook memicingkan matanya, memfokuskan penglihatannya pada objek yang terpantul cermin ruanga latihan tersebut. Tidak salah lagi, Jungkook tidak mungkin salah lihat, dia sudah berpengalaman akan hal ini. Ya dia yakin, itu adalah sebuah tanda kemerahan, sebuah kissmark yang menempel dengan lancangnya di d**a Jin Ah.
Hei, siapa yang melakukan itu? Memberi tanda kepemilikan pada bagian private tubuh gadisnya? Itu tidak mungkin seorang Jeon Jungkook, dia sudah lama tidak menyentuh gadisnya ini dan mereka baru memulainya lagi hari ini. Apakah itu dilakukan oleh lelaki lain? s**t, memikirkan hal itu membuat jantung seorang Jeon Jungkook bergemuruh, menahan amarah yang akan meluap-luap saat itu juga.
"Agh! Jeon Jungkook!"
Secara tiba-tiba, Jungkook meremas d**a Jin Ah keras dan menghentakan miliknya secara kasar, membuat Jin Ah merasa terkejut dan kesakitan. Jeon Jungkook tidak pernah bermain dengannya sekasar ini.
"Aggghh! Jungkook! Kenaphaa kauhhh akkkhhhh"
"Kookieee pelanhh ahh pelanhhh"
"Sakittt hiksss, Jungkookkhhhh"
Jungkook tak mendengarkan teriakan Jin Ah yang kesakitan, ia semakin bergerak cepat dan membuat tubuh Jin Ah menabrak kaca yang ada di hadapannya. Iblis yang ada didalam diri Jungkook menguasai tubuhnya saat ini, ia bahkan menghiraukan isakan tangis dari gadis yang ia cintai itu. Saat Jungkook merasa hampir sampai, ia membalikan tubuh Jin Ah agar menghadapnya dan mendorong tubuh Jin Ah agar berlutut di hadapannya.
"Akkkhhh"
Jungkook mendesah lega dan mengeluarkan s****a miliknya di wajah Jin Ah yang basah karena keringat dan air matanya. Penampilan Park Jin Ah terlihat begitu kacau sekarang dan Jeon
Jungkooklah yang membuatnya seperti ini. Jungkook kemudian membenarkan celana dan penampilannya, tersenyum miring pada pantulan dirinya dicermin, tanpa berkata apapun ia mengambil tas miliknya yang tergeletak di sampingnya dan melangkah pergi, keluar dari ruang latihan dan meninggalkan Jin Ah yang masih terisak dan terlihat berantakan. Jin Ah menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya, ia terisak. Ia tak tahu kenapa Jungkook tiba-tiba bermain sekasar itu dan juga meninggalkannya begitu saja.
'Apa dia sudah bosan denganku?' Hanya kalimat itu yang terlintas diotaknya sekarang, dia bahkan tidak mengingat sebuah tanda kemerahan yang menyebabkan perkara besar ini.
Drrt drrt
Jin Ah melirik kearah ponselnya yang menyala, ia lalu meraihnya dan membaca pesan yang masuk dan tubuhnya seketika menegang.
From : BunnyKookie
22 : 45
Kita putus
Jantung Jin Ah terasa berhenti berdetak, ia lalu mencoba untuk menghubungi Jungkook dan hasilnya nihil, nomor Jungkook tidak aktif. Jin Ah semakin terisak, ia tak habis fikir, kenapa Jungkook melakukan hal ini padanya. Setelah bercinta begitu kasar dengannya dan meninggalkannya begitu saja, memperlakukannya bagaikan jalang. Dengan mudahnya Jeon b******n Jungkook itu mengirimnya pesan dengan kalimat dingin yang mampu menghancurkan hatinya secara berkeping-keping ini? Wah, sungguh betapa biadabnya lelaki itu.
Saat dirinya sedang kalut dengan pikiran-pikiran yang membuatnya terlihat mengenaskan, sebuah panggilan masuk pada ponselnya. Dengan tangan bergetar Jin Ah mengangkat sebuah panggilan masuk dari ponselnya, itu panggilan masuk dari Kakaknya.
"Yak! Kenapa kau belum pulang?! Ayah dan Ibu daritadi menunggumu bodoh! Tapi sekarang mereka sudah pergi lagi! Padahal mereka ingin pamitan dahulu kepadamu sebelum pergi"
"Maaf, hiks"
Jin Ah menutup bibirnya dengan tangannya saat tidak sengaja terisak, ia bahkan sudah menggigit lidahnya saat ini. Bodoh! Kenapa dia tidak bisa menahan tangisnya saat ini? Itu bahkan akan membuatnya dalam situasi yang lebih rumit lagi. Jimin, bukanlah orang yang mudah baginya.
"Jin Ah, a-ada apa denganmu? Kenapa kau menangis? Dimana kau sekarang?!"
"Tidak, a-aku tidak menangis"
"Kau ada di ruang latihan kan? Aku akan kesana, tunggu aku! Jangan coba-coba kabur atau kau tak akan bisa berjalan dan masuk sekolah besok!"
Tut tut
Jimin memutuskan panggilan sepihak, Jin Ah semakin terisak, ia ingin kabur tapi tubuhnya terasa sangat sakit, selangkangannya terasa sangat nyeri dan ia yakin ia tak bisa berjalan. Entah apa yang akan dilakukan Kakaknya itu jika tahu Adiknya dalam keadaan mengenaskan seperti ini, terlebih orang yang membuatnya kacau seperti ini adalah Jeon Jungkook, lelaki yang tidak disukai oleh Kakaknya itu.
Semoga saja Jin Ah bisa mengelabui seorang Park Jimin, walaupun itu akan sangat sulit. Ya, semoga saja.