Aku tidak boleh egois. Ya. Sekarang, Yasa tak bisa sepenuhnya untukku. Ada Kiano. Kiano jelas juga sangat membutuhkan Yasa, mengingat begitu banyak waktunya yang dilewati tanpa kehadiran Yasa di sampingnya. Meskipun sebenarnya aku memang tidak boleh bersikap begitu, tapi hatiku belum bisa menerima sepenuhnya. Ada rasa tidak rela tiap kali tahu ada hal lain yang harus diprioritaskannya. Dan hal itu bukan aku. “Makanan dari mana, Na?” tanya Ibu. Kedua matanya memindai beberapa kotak makanan yang ada di atas meja makan. “Dari Yasa?” “Iya. Aku minta dimasakkin karena agak sedikit bosan sama makanan rumah. Mau makan yang segar-segar.” “Lho, kamu kok ya aneh-aneh aja sih, Na. Kayak orang lagi ngidam aja. Di dapur kan ada sayur asem. Sebelum ngaji, Ibu masak sayur asem untuk di rumah.” “Lagi