Aku nengangguk menahan kesedihan, apakah seks sangat begitu penting?. Apakah suatu saat nanti Tony meninggalkan aku karena ini juga?. Karena kami tidak kunjung melakukan ini. "Kalau begitu saya ke kamar dulu tante" ucapku susah payah, aku tidak tahan lebih lama dekat dengan tante Anita. "Tunggu sebentar" tante Anita terburu-buru memasuki kamarnya, aku segera berdiri menjinjing paper bag begitu melihatnya keluar kamar. "Ini, ini untuk Anthony." Tangannya terulur menyerahkan beberapa alat kontrasepsi, "Besok kan masih tanggal merah. Nanti saya antar buat pasang KB." Nafasku tertahan semakin merasakan panas di pipi, aku mengangguk mengambil alat kontrasefsi dan segera memasukannya kedalam tas. "Semangat Eiko" ucapnya dengan mata berbinar penuh harapan. "Saya permisi" aku tertunduk meng