CSM 133 – Perang Dingin

1815 Kata

Gelak tawa menghiasi sore Amanda dan Rizky. Rizky benar-benar memuaskan Syarief. Apa pun yang bayi kecil itu minta, pasti Rizky penuhi. Saking senangnya, Syarief bahkan lupa dengan siapa saat ini ia berada. Bayi sepuluh bulan itu tertawa renyah dalam gendongan Rizky. Tanpa mereka sadari, Jonas turut memerhatikan dari kejauhan. Hatinya sangat panas tapi enggan juga untuk menghampiri. Ia takut sulit mengendalikan emosi dan akan terjadi perang antara dirinya dan Rizky. Jonas menunggu waktu yang tepat untuk membuat perhitungan dengan Rizky. Ia tidak ingin menjatuhkan harga dirinya di depan Amanda dan Syarief. “Mas, bisa titip Syarief sebentar? Aku mau ke toilet dulu.” “Bisa dong, silahkan.” “Terima kasih, Mas.” Amanda tersenyum. Ia mengecup puncak kepala Syarief sesaat lalu pergi melangka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN