Suasana tegang itu kembali tercipta. Jonas enggan mengucap sepatah kata pun. Pria itu lebih banyak tertunduk seraya mengepal ke dua tangannya. Bahkan Jonas belum menyentuh minuman yang sudah disiapkan Niyan untuknya. Iman sendiri juga masih terdiam setelah menyeruput kopi yang baru saja dihidangkan oleh Niyan untuknya. “Pak, saya mau minta maaf ....” Akhirnya keheningan itu berakhir dengan keluarnya suara Jonas. Iman berdehem sejenak, lalu berusaha menatap Jonas walau dalam hatinya masih ada rasa benci yang bersemayam untuk pria tampan itu. “Untuk apa kamu kembali?” tanya Iman yang terus menatap wajah Jonas dengan tajam. Jonas mengangkat kepalanya, balik menatap wajah Iman dengan tatapan sendu. “Saya ... saya akui saya sudah salah selama ini karena sudah menelantarkan dan mengabaikan