Jakarta, kediaman orang tua Jonas. Siang sudah menjelang. Mentari memancarkan cahaya teriknya hingga membuat kota Jakarta menjadi sangat amat panas. Ami masih saja duduk di salah satu kursi di taman belakang rumahnya seraya memerhatikan layar laptopnya. Wanita itu dan suaminya tengah memeriksa laporan aset dan perkembangan bisnis mereka yang mereka percayakan pengurusannya kepada Jonas. “Pi, sini.” Ami memanggil suaminya. Pria itu juga tengah bekerja di tablet miliknya. “Ada apa, Mi?” “Ke sini, Pi.” Ami memperlihatkan sebuah dokumen dengan format pdf yang terpampang pada layar laptopnya. “Coba lihat, yang tanda tangan di sini bukan Jonas lagi. Tapi Heru Drajat.” Jeremy mengernyit memerhatikan dokumen yang terlihat di layar laptop Ami. “Kapan mami dapat kiriman dokumen itu?” tanya Je