CSM – 77

1656 Kata

Sebuah tamparan kembali melayang ke pipi Fatma tatkala Niyan dipegangi oleh beberapa warga yang kebetulan membeli lotek di warungnya. Fatma memang sudah kelewatan. Bibir pedasnya membuat seseorang yang tadinya baik, sopan, dan sama sekali tidak berani menyentuh dirinya atau siapa pun, menjadi nekat dan berani. Semua mata kini tertuju pada fatma dan seorang wanita yang baru saja menamparnya. “Amanda, berani-beraninya kau menamparku. Dasar anak tidak tahu diuntung!” Fatma ingin membalas tamparan yang baru saja diberikan Amanda, namun warga lainnya dengan cepat memegaginya. “Ibu Fatma yang terhormat, saya mau tanya sama anda. Terbuat dari apa hati anda itu, ha? Mengapa perasaan iri dan dengki selalu saja bersemayam di hati anda. Apa anda tidak takut dengan azab Allah? Fitnah yang sudah an

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN