CSM 143 – Histeris

1750 Kata

Kota Jakarta, rumah sakit tempat Luna dirawat. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga malam. Luna masih terbaring dengan lemah di atas ranjangnya. Sekujur tubuhnya masih terasa sakit dan ngilu walau dokter sudah menyuntikkan anti biotik dan obat pengurang rasa sakit ke dalam tubuhnya. Luna yang baru saja tertidur selama kurang dari dua jam, seketika terbangun. Ia memandang nanar ke sekeliling. Pandangannya tampak kosong. Ia melihat ibunya tengah tertidur di sebuah ranjang yang memang diperuntukkan bagi penunggu pasien. Sementara ayahnya tertidur di sebuah sofa panjang. Luna kembali mengalihkan tatapannya. Kali ini ia menatap dinding bercat putih bersih yang ada di hadapannya. Awalnya dinding itu biasa saja, putih tanpa cela. Tapi lama-kelamaan ia melihat sebuah bayangan di sana. Dinding itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN