Sepasang paruh baya itu masih saja berpelukan sampai sebuah deringan ponsel menyentak mereka. Seketika, Ami dan Jeremy melepaskan pelukan sayang itu. Rangkulan yang benar-benar terjadi dari hati. Cinta yang seakan terlambat akan tetapi biarlah dari pada tidak sama sekali. Jeremy segera meraih ponselnya yang berdering. “Siapa, Pi?” tanya Ami dengan tatapan nanar. “Kolega papi, sebentar biar papi angkat dulu.” Jeremy mengangkat panggilan itu tanpa menjauh dari Ami. Ami sendiri banglit dari duduknya dan kembali berjalan menuju balkon. Udara sejuk kembali berhembus menerpa wajahnya. Sepertinya sebentar lagi akan hujan sebab langit terlihat semakin kelam. “Masih merenung?” tanya Jeremy segera menyusul istrinya ketika ia sudah selesai menerima panggilan suara. Ami menggeleng, “Sepertinya a