“Bu ....” Amanda yang sudah rapi dan bersiap hendak ke kantornya, tampak ragu melangkahkan kaki keluar rumah. “Tidak apa-apa. Syarief akan aman bersama ibu. Pergilah bekerja, Nak.” “Tapi bagaimana kalau dia datang dan ingin mengambil Syarief dari kita?” “Tidak akan terjadi, Nak. Percayalah ....” “Tapi bagaimana kalau dia nekat?” “Ia harus melangkahi dulu mayat ibu jika memang ingin melakukan hal itu.” “Ibu yakin ia tidak akan datang untuk mengambil Syarief?” “Tidak, Nak. Percayalah, pria itu tidak akan berani mengambil Syarief dari kita.” Amanda mengangguk. Ia berusaha meyakinkan dirinya jika semuanya akan baik-baik saja. “Baiklah, Bu. Manda berangkat kerja dulu.” Amanda pun akhirnya menyalami ibunya dengan takzim dan mulai menaiki motornya menuju kantor tempat ia bekerja. Tanpa