Skyla berbalik dan melihat seorang wanita setengah baya sedang melihatnya dari atas sampai ke ujung kakinya.
Siapa wanita ini? Kenapa menatapku terlalu dalam? Apa dia seorang penagi?
"Anda siapa nyonya?" Tanya Skyla mencoba santun.
"Seharusnya saya yang tanya, kamu siapa?"
"Saya? Sayaa_ Skyla"
"Kau kekasihnya Ben?" Tanya wanita itu lagi.
"Saya? Bu_kan Nyonya"
"Bukan? Terus kenapa kau berada disini jika kau bukan kekasihnya Ben? Apa kau maid nya? Maid yang membersihkan Apartemen ini? tapi yang membersihkan apartemen ini adalah Lily, apa dia di Pecat? Tapi tak mungkin, Terus kemana Ben? Kenapa dia tak terlihat? Apa dia sudah pergi?" Pertanyaan itu membuat kepala Skyla berputar putar seperti gasing karena pusing dengan Pertanyaan Wanita yang kini di hadapannya.
"Kenalkan namaku Miranda, Ibunya Ben"
"Hei, ada apa denganmu? Kenapa kau terlihat sangat pucat?"
Tak lama kemudian Skyla pingsan dan tak sadarkan diri, Wanita yang ternyata IbuNya Ben kebingungan harus bagaimana, tak sengaja ia melihat kartu nama di rumah sakit Jeldanos, tak butuh waktu lama untuk berpikir, Miranda langsung mendial Nomor tersebut.
Di dua puluh menit kemudian, Jedar sudah datang dan melihat Miranda sedang menatap Skyla yang kini sedang terbaring di Sofa.
"Jedar?" Miranda terkejut.
"Iya Aunty, ini saya Jedar Mierra"
"Ya ampun sayang, kamu apa kabar? Kita sudah lama tak bertemu" Seru Miranda.
Jedar mengangguk lalu Memeriksa kondisi Skyla.
"Kamu masih ingat, kan? Ini adalah Apartemen Ben?" tanya Miranda.
"Saya masih sangat jelas mengingatnya Onty" jawab Jedar.
"Terus kamu kenal siapa wanita ini?" Tanya Miranda penasaran.
Jedar beranjak dari duduknya.
"Saya mengenalnya, kebetulan dia adalah Pasien saya"
"Pasien?"
"Iya Onty, dia mengalami Amnesia, Jadi dia tak tau siapa dirinya, Tapi yang ku dengar dari Ben, Skyla adalah kekasihnya" Ujar Jedar menjelaskan.
Miranda mengangkat sebelah alisnya.
"Kekasih?"
"Apa Onty baru mengenalnya?"
"Iya, Onty baru Bertemu dengannya hari ini, Onty juga tak pernah tau Jika dia adalah Kekasih Ben, karena selama ini Ben juga jarang pulang dan tak pernah mengenalkan kekasihnya lagi selain dirimu"
Jedar tersenyum ketika Miranda mengatakan jika dirinya adalah satu satunya wanita yang pernah ri kenalkan Ben dalam keluarganya.
"Kamu jangan pulang dulu ya, kita tunggu Ben Pulang" Cegah Miranda.
Jedar mengangguk dengan senyum manisnya.
Di menit kemudian Skyla sadar dan memijat kepalanya karena merasa sangat pusing, kepalanya begitu sakit, Penglihatannya kadang Menjadi buram. ia melihat Jedar juga Miranda sedang berbincang.
"Kamu sudah sadar Skyla?" Tanya Jedar.
"Aku kenapa Dok?"
"Kamu Pingsan, Aku sudah bilang jangan terlalu berpikir keras apalagi harus memaksakan Kepalamu untuk mengingat semuanya" Ucap Jedar dengan bijaksana, entah memiliki maksud apa tidak, yang jelas hanya Jedar yang tau apa yang di pikirannya.
"Apa kamu kekasihnya Ben?" Tanya Miranda penasaran.
Skyla bingung harus menjawab apa, Skyla lalu mengingat Apa yang telah Ia sepakati bersama Ben, Dia harus mengaku sebagai kekasih Ben di depan seseorang, Tapi Skyla tak tau siapa yang di maksud Ben dengan seseorang?
"Apa kau mendengarku?" Tanya Miranda lagi.
Tak ada salahnya jika dia mengaku sekarang, karena kesepakatan itu harus di laksanakan.
"Iya, Aku Skyla kekasihnya Benedict" Ucap Skyla tak percaya dengan apa yang dia katakan barusan.
Jedar bingung harus bagaimana menanggapi pengakuan juga Jawaban Ben juga Skyla, karena Jedar masih sangat yakin jika Ben masih menyimpan perasaan untuknya, Ia sangat tau itu, Jika perasaan Ben telah berubah, Bukankah saatnya mengambil Apa yang pernah ia Miliki? Kesalahannya memang sangat Fatal tapi Jedar yakin masih ada Pintu maaf baginya.
***
Skyla Mengatur semua yang berantakan di Apartemen, semua dia lakukan sendiri, sedangkan Jedar Dan Miranda sedang Bercanda ria, Mengobrol, sesekali tertawa bersama, sedangkan dirinya harus di sibukkan dengan pekerjaan rumah, Skyla penasaran dengan keakraban Ibunya Ben juga Jedar. Semuanya terlihat sangat nyata.
Ketika berjalan hendak memasuki ruang tamu, Ben terkejut melihat Miranda dan Jedar yang sedang mengobrol dan bercanda ria. Sedangkan Di Ujung lain Skyla sedang sibuk membersihkan Dapur, dimana Miranda juga Jedar Berkutak di Dapur untuk menyiapkan makan malam untuk Ben. Setelah selesai menyiapkan semuanya, Skyla Di perintahkan untuk membersihkan apa yang telah mereka berantakin.
"Dasar wanita wanita manja" Gumam Skyla, Ben yang melihat itu dari kejauhan hanya bisa menggeleng.
Ben lalu berjalan hendak melewati Miranda juga Jedar.
"Sayang, Lihat siapa yang datang" Ucap Miranda kepada Putranya.
"Apa yang kamu Lakukan Skyla? Kenapa kamu membersihkan di situ? Aku sudah bilang untuk tidak bekerja, kamu masih sakit" Ucap Ben tanpa basa basi dan dengan nada khawatir, Walaupun sebenarnya hanya Kebohongan, hal Itu membuat Skyla keheranan karena sikap Ben, skyla langsung tersadar Dan mengingat kesepakatannya dengan Ben tentang Menjadi kekasih Pura pura.
"Maafkan aku sayang, aku tak bisa melihat semua ini berantakan" ucap Skyla dengan Kesalnya pada Kedua wanita ini.
Ben Terkekeh pelan ketika mendengar Skyla dengan panggilan sayangnya, Rasanya mendengar hal Itu Ben merasa sangat geli karena harus Di panggil sayang hanya karena Jedar di sini.
"Kalian sedang apa disini? Lebih baik kalian pergi" Ucap Ben tak suka karena melihat Jedar juga Miranda lagi di Apartemennya, Apalagi melihat Miranda dengan senyum sok manisnya.
Jangan salah, Miranda adalah Istri kedua Ayahnya, yang sangat di Benci Ben, karena Miranda sudah merebut ayahnya dari Ibunya, Semua harus terjadi, entah kehendak siapa, Melihat miranda saja Ben sangat membencinya, entah keberanian apa yang di Miliki Miranda sampai berani menampakkan wajahnya kemari. Karena menentang pernikahan Ayahnya Dan Miranda Ben harus meninggalkan mansions dan TinggaL di Apartemen sendiri.
"Kami sedang menunggumu sayang, kita akan makan malam bersama" Ucap Miranda.
"Siapa kamu? Berani kemari? Apa kau sudah tak punya muka sampai kau harus kemari! Sayang? Apa aku tak salah dengar? Jangan meremehkan perkataanku Nyonya Miranda" Ucap Ben Kesal melihat wajah Sok tulus Ibu tirinya itu.
"Aku nyonya Lucas Leandro" Ucap Miranda yang Mulaii kesal.
"Nyonya?" Ben tertawa geli mendengar hal itu.
"Jangan seperti itu pada Ibumu Ben" Sambung Jedar.
"Ibuku? Kamu juga, kenapa kau kemari? Jangan pernah menyebut dia Ibuku, dia bukan Ibuku, lebih baik kalian pergi dari sini dan jangan pernah kembali, kalian tak pantas berada di sini" ucap ben kesal dengan Volume suara yang lebih Nyaring.
Skyla yang melihat itu bingung harus menanggapi situasi saat ini seperti apa, Miranda mengaku adalah Ibu Ben, sedangkan Ben barusan mengatakan Jika Miranda bukan Ibunya dan Tentang Jedar, jedar adalah dokter Skyla, kenapa Ben juga harus mengusir Jedar? Ada apa ini? Kenapa semuanya sangat membingungkan.
"Apa kalian tak mendengarku? Kalian pergi saja dari sini" Sekali Lagi Ben mengeluarkan suara Kesalnya.
"Kenapa kamu berubah Ben? Apa ini karena aku? Kenapa semuanya Jadi seperti ini?" Tanya Jedar keheranan.
"Karena kamu? tolong Nona Jedar Mierra, kamu pergi saja dari sini, dan anda Nyonya Keluar kalian dari sini"
Miranda Dan Jedar yang berharap akan makan malam bersama Ben, ternyata hanya khayalan mereka, Ben tak akan pernah mau makan bersama kedua wanita yang sangat Ia benci.
"Ada apa Ben? Kenapa kamu seperti itu pada Ibumu? Dan Kenapa kamu mengusir Dokter Jedar? Dia adalah Dokter di sini, sebenarnya ada apa ini Ben?" Tanya Skyla yang memberanikan diri karena penasaran.
"Diam Skyla, Jangan pernah Ikut campur urusanku" Ucap Ben sembari melangkah meninggalkan Skyla, Ben keluar dari Apartemen dan menuju ke Apartemen sebelah.
Bastard itu sangat menyebalkan, Aku hanya bertanya dan Dia mengabaikanku.
"Aku sangat lapar, aku mau makan apa sekarang? Di Apartemen ini tak ada siapa-siapa, makanan yang sudah di masak Jedar juga Miranda sudah di Buang oleh Bastard itu"
"Tak ada pilihan lain, aku harus Meminta pada Bastard itu dan menukarnya dengan kesepakatan" Ucap Skyla tersenyum Geli.
"Aku harus mengganti Pasword Apartemen ini, agar tak seorangpun yang masuk seenaknya selama aku disini" Skyla lalu menekan Pasword barunya.
Suara bel Terdengar, Ben Sangat malas untuk membuka pintu Apartemennya, Ben melihat di Layar seukuran Ponsel dekat Pintu Skyla sedang memencet bel dengan kesal, Ben menyeringai Menyeramkan.
"Kau mau apa?" Tanya Ben lewat Interkom nya tanpa membuka Pintu.
"Aku lapar Ben, Buka" Ucap Skyla.
"Aku Tak Punya makanan" Ucap Ben Menolak.
"Please Ben" Rengek Skyla.
Ben Tertawa kecil melihat Gaya Skyla yang sedang Bergoyang Sembari memegang perutnya, Seperti seseorang yang tak makan beberapa hari, Ben tertawa kecil dan menggeleng melihat Tingkah Kekanak kanakan Skyla.
"Ben, kamu mendengarku, kan? Buka pintunya Ben, aku sangat Lapar" Ucap Skyla.
"Kau Pikir ini rumah orangtuamu? Datang meminta Makan seenaknya" Ben dengan Tawa kecilnya.
Entah apa yang terjadi pada Skyla sehingga tak lagi terlihat Di Layar, Ben Keheranan dan mencari sosok Skyla lewat Layar itu, Tak ada Pilihan lain, Ben harus membuka Pintu, Bukan karena Ben khawatir tapi Hanya Penasaran dan Berharap Skyla sudah kembali ke Apartemen sebelah.
Ben membuka pintu dan tak Melihat Skyla, Ben keluar dari Pintu Apartemennya untuk memastikan Jika dia tak Di Kerjain Skyla.
Dasar wanita aneh.
Umpat Ben Dengan Menggelengkan kepalanya.