Ale menghembuskan nafasnya lega, di saat Ale keluar dari ruangan Ava, Ale sudah tak melihat laki-laki b***t itu lagi, siapa lagi kalau bukan Elang Papa bejatnya. Dan jelas, Elang yang tidak mau membuat keributan di rumah sakit dan terlebih di kota orang walau ia berkuasa sekalipun di negara ini, dan tidak mau cek cok dengan Ale, bocah temparemn sialan itu, membuat Elang mengalah. Elang pulang ke hotel tempat yang akan menjadi tempat ia menginap selama seminggu di kota ini. “Syukur lah, dia sudah pergi,”Ucap Ale sinis, sambil mengelus penuh lega dadanya yang selalu berdebar gila-gilaan di dalam sana, dan melihat suasana sudah aman, Ale kembali masuk ke dalam ruangan adiknya. Adiknya yang masih setia terlelap di atas berangkar pesakitan, adiknya yang sudah sadar 20 menit yang lalu, tapi