Ava nggak berani menatap kearah kakanya sedikitpun, karena Ava sadar, ia adalah orang pertama yang salah dalam hal ini. Pertama, Ava lancang dan nekat pergi keluar sendiri, padahal biasanya, kemanapun Ava pergi, pasti selalu ada kakaknya Ale yang bersamanya. Dan kedua, ia salah. Beraninya ia menolong orang asing tadi, membuat kakaknya panic dan takut serta salah paham, mengira orang asing yang ia tolong, melukainya, padahal tidak. Terus, tadi… Ava juga… Ceklek… suara pintu yang di buka dengan pelan dari dalam, membuat Ava dan Ale sontak berdiri, membuat Pak Seno juga yang berdiri di samping Ava dan Ale yang duduk dengan jarak jauh sedari tadi, sontak mengikuti langkah kedua majikan muda-nya yang mendekati dokter yang baru keluar dari ruang ugd. “Bagaiamana, Dok? Apakah Om tadi ngg