Prolog
Kegelapan dimana dimana bahkan cahaya matahari tidak nampak di negri phiones semuanya yang terlihat hanya kegelapan.
"Permaisuri, kau harus keluar dari istana ini selamatkan dirimu dan calon putra kita"
"Tapi bagaimana denganmu yang mulia"
"Aku tidak apa yang terpenting selamatkan dirimu dan putra kita bawa serta liontin ini pakaikan kepada putra kita jika lahir kelak agar dia bisa melindungi dirinya, sekarang pergilah keadaan sudah genting tidak ada waktu lagi, cepatlah"
Dengan berat hati permaisuri meninggalkan suaminya dan memasuki sebuah portal yang akan membawanya ke suatu tempat yang sangat jauh dari kerajaan phiones.
Beberapa pengawal datang tepat saat permaisuri memasuki portal, sebelum pengawal itu mengikuti permaisuri sang raja dengan cepat menutup portal itu membuat beberapa pengawal menjadi menyerangnya.
Peperangan tidak terelakkan dimana mana terjadi pertumpahan darah, semakin lama yang mulia raja melawan musuhnya semakin banyak pula yang datang menyerangnya.
JLEEB!!
Sang raja phiones tumbang ke lantai ketika sebuah anak panah menancap tepat di jantungnya.
Kedua pedang yang dia pegang terlepas begitu saja di sertai tubuh yang sudah tidak berdaya luluh kelantai.
Bunyi terompet terdengar nyaring ke seluruh penjuru menandakan peperangan telah usai.
Sorak sorai ikut menggema setelah kerajaan diores berhasil merebut kastil phiones singgasana yang megah serta ruangan yang luas dan beberapa orang penting menjadi saksi bahwa mulai hari ini phiones ada di bawah kendali raja moris.
***
Dilain sisi
Permaisuri keluar dari dari lubang portal yang mengantarkannya ketempat yang sangat berbeda jika kerajaan phiones diselimuti dengan kegelapan maka tempat ini sebaliknya.
Permaisuri berjalan keluar dari tempatnya lalu mendapati banyak orang lalu lalang sekaligus pakaian yang permaisuri gunakan menjadi pusat perhatian yang mengira dia adalah anggota cosplay.
"Mbak ikut cosplay apa?" tanya wanita yang lebih muda darinya.
Dengan memegangi perut besarnya permaisuri menjawab "aku tidak tau" setelah itu dia merasakan sakit pada perutnya dan cuaca menjadi mendung di sertai guntur secara tiba-tiba.
Wanita yang menanyainya tadi menjadi panik saat melihat cairan merah mengalir melewati kaki permaisuri.
Wanita itu berteriak minta tolong sampai ada seseorang di antaranya menelfon ambulans membawa wanita yang berdarah itu ke rumah sakit.
Tidak menunggu lama setelah ambulans sampai para petugas langsung membawa permaisuri ke ruang persalinan.
Wanita yang mengantarkan permaisuri tadi berjalan gelisah di depan pintu ruang persalinan sesaat setelah terdengar tangis bayi dia bersyukur telah menyelamatkan nyawa seseorang.
Setelah terdengar tangis bayi di dalam ruangan, petir yang menyambar di sertai guntur tiba-tiba berhenti dan berubah menjadi seperti semula, orang-orang berpikir jika itu adalah salah satu keajaiban alam.
Dokter keluar dari ruangan "anda keluarganya" tanya dokter. Mengenalnya saja tidak bahkan mereka bertemu kurang dari dua jam lalu.
"Iya, saya keluarganya"
"Kalau begitu silakan jika anda ingin melihat" lalu dokter pergi dan wanita itu masuk keruangan melihat seorang wanita sedang berbaring setengah duduk sambil menggendong bayi di pelukannya.
Wanita itu tersenyum dan mengucapkan selamat.
"Terimakasih telah menolongku, namaku Akesia" ucap permaisuri tulus.
"Ah. Namaku shera" balas shera sambil melihat bayi laki laki di gendongan akesia.
"Eh.em apa aku boleh tau nama apa yang akan kamu berikan, soalnya aku ingin menjadi orang pertama saat seseorang memberi nama anaknya" akesia tersenyum lalu mengangakat bayinya ke udara.
"Aku akan memberinya nama
JUNIUS ELIZERIOS" katanya yang mampu membuat bayi itu tersenyum.
______
Yuhhuuuu i'm back with genre baru hehe
Happy reading....