Sarena menghampiri sang Ayah yang saat ini duduk sendirian di kamarnya. Sebelum Sarena kemari, ia sudah memikirkan semuanya dengan matang, ia siap dengan konsekuensi yang akan ia terima, jika sang Ayah menolak keinginannya dan tidak merestuinya bersama Jeffry, Sarena akan pergi dari rumah dan kawin lari dengan Jeffry. Ini semua yang ia inginkan dan ini semua yang ia impikan sejak dulu.
“Daddy lagi apa?” tanya Sarena.
Sang Ayah mendongak dan tersenyum melihat putri bungsunya itu. “Saren? Ayoo duduk di sini.” Sang Ayah menggeser duduknya dan membiarkan putri kesayangannya itu duduk disebelahnya.
Sarena duduk disebelah ayahnya, dengan pacuan jantung yang hebat. Sarena tak tahu bagaimana memulai semuanya. Apakah ia akan langsung ke intinya atau bagaimana.
“Ada apa, Saren? Ada yang mau kamu katakan?” tanya sang Ayah. “Oh iya. Sebelum kamu mengatakan sesuatu, Daddy tadi bicara dengan orangtuanya Giozan. Secepatnya mereka akan datang melamarmu.”
“Jika aku punya orang yang ku sukai, bagaimana Daddy?”
“Siapa? Kamu menyukai seseorang?”
Sarena mengangguk dan menunduk sesaat.
“Siapa, Nak?” tanya sang Ayah lagi.
“Aku tidak mau menikah dengan Giozan atau siapa pun yang Daddy pilihkan untukku.” Sarena menjawab dengan hati-hati.
“Apa maksudmu?” tanya Rejal, sang Ayah. Menutup majalah bisnis yang tengah ia baca dan menaruhnya diatas meja sofa. Saatnya berbicara serius dengannya. “Kamu tengah berkencan?”
Sarena mengangguk, dan menoleh menatap sang Ayah. “Daddy, aku tidak pernah meminta banyak hal pada Daddy, tapi aku tidak mau menikah karena perjodohan yang diatur. Aku memiliki pilihan sendiri.”
“Siapa laki-laki itu?” tanya sang Ayah.
“Daddy marah kan sama aku?” tanya Sarena lagi.
“Kalau kamu memberikan alasan yang cukup jelas, Daddy akan coba memahami kamu, tapi kalau pilihan kamu dan penjelasan kamu tidak sejalan. Daddy tidak akan bisa memahami kamu. Karena, kamu tahu sendiri, dulu Alvindo juga punya kekasih yang ia sukai dan cintai, tapi Daddy jodohkan dia dengan istrinya, Alvindo mendengarkan Daddy. Tapi, kalau kamu mau melakukan hal yang sama, Daddy tidak bisa berkata-kata.”
“Daddy mau alasan kan?”
“Apa alasanmu dan siapa lelaki itu?”
“Mencintai seseorang tidak butuh alasan. Dulu, Daddy membawa istri Daddy pun aku tidak pernah bertanya dan langsung memahami Daddy. Aku berusaha memahaminya walaupun otakku sekuat itu berpikir. Semua ini demi kebahagiaan Daddy, mungkin Daddy akan sangat bahagia, jadi aku tidak pernah melarang ataupun menolak apa pun yang Daddy putuskan termaksud memiliki seorang perempuan untuk dijadikan istri Daddy. Walaupun … Mommy belum lama meninggal.”
Rejal terdiam mendengarkan perkataan putrinya itu, selama ini hidupnya memang tidak pernah diatur oleh keluarganya, tapi kenapa ia harus mengatur hidup anak-anaknya? Sementara anak-anaknya memberikannya kebebasan memilih dengan siapa ia akan hidup.
“Siapa lelaki itu?” tanya Rejal lagi.
“Daddy mengenalnya.”
“Siapa?”
“Orang yang paling dekat dengan Daddy,” jawab Sarena lalu menunduk sesaat.
Rejal terdiam, ia memutar otaknya dengan menebak apa yang Sarena katakan, siapa lelaki itu dan siapa yang paling dekat dengannya. Setelah tahu, Rejal membulatkan mata menoleh melihat putrinya.
“Daddy sudah tahu kan?” tanya Sarena.
“Kakekmu tidak akan setuju, Saren,” kata Rejal.
“Bagaimana dengan Daddy?” tanya Sarena. “Daddy juga tidak setuju?”
“Sejak kapan kamu dan Jeffry bersama?”
“Dua tahun.”
“Apa? Selama itu? Kamu tidak pernah memberitahu Daddy.”
“Daddy, semua keputusan ada padaku dan ada pada Daddy. Jika aku dan Daddy setuju, Gepa pasti akan memahaminya, ‘kan? Aku mohon, restui aku dengan Jeff, aku tidak mau menikah dengan orang lain. Impianku adalah Jeff, dia adalah lelaki yang aku inginkan. Aku tidak butuh harta atau warisan. Yang penting hidup bersama Jeff akan membuatku baik-baik saja.”
“Kamu secinta itu padanya?”
“Heem. Dia memperlakukan aku dengan sangat baik, Dad. Dia tidak pernah menyakitiku. Dia tidak pernah membuatku menangis,” lirih Sarena menatap sang Ayah. Berharap sang Ayah mau setuju dengan permintaannya. “Daddy sayang kan sama aku? Daddy pernah bilang jika aku adalah hidup Daddy.”
Sang Ayah terdiam, ia mengelus dagunya. Alih-alih berteriak dan menodong Sarena dengan pertanyaan, Rejal malah secara dewasa memikirkan semuanya. Ia tidak mengerti dengan semua yang terjadi. Jika ia merestui putrinya dengan Jeffry, itu pasti akan ditantang oleh Erang, sang Ayah. Lalu apa yang Rejal bisa lakukan untuk menyelamatkan Sarena dari semua hal ini?
“Daddy, aku sangat mencintai Jeff, aku mau hidup dengannya. Aku tidak butuh apa pun di rumah ini, harta atau semacamnya, yang aku butuhkan adalah Jeff, aku ingin hidup dan tua bersamanya,” lirih Sarena dengan tatapan sedih mewakili hatinya.
“Saren, kenapa kamu lakukan ini?”
“Daddy, apa aku pernah melarang Daddy berkencan?”
“Jangan samakan Daddy dengan kamu, Saren.”
“Daddy, hanya aku yang dapat memahami Daddy, ‘kan? Dulu, Kak Alvin saja sangat membenci keputusan Daddy, tapi aku tidak pernah membuat semua hal itu menjadi buruk, aku selalu berusaha memahami Daddy,” lirih Sarena menatap sang Ayah yang saat ini tengah berpikir. Tidak semudah itu mengatakan ‘iya’ jika itu tidak sesuai keinginan Erang.
“Nanti kita bicarakan ini lagi, ya.”
“Daddy, aku tahu Daddy pasti akan berusaha memisahkanku dengan Jeff kan? Aku tahu Daddy, aku tahu apa yang akan Daddy lakukan.”
“Saren, tidak semudah itu menyetujui keinginanmu. Kakekmu tidak akan setuju.”
“Gepa tidak punya hak untuk melarangku jatuh cinta. Dan, Daddy yang lebih berhak memutuskan apa yang akan Daddy lakukan.”
“Kenapa kamu melakukan ini, Saren?”
“Jika terjadi sesuatu pada Jeff, dia pergi atau tetap di sini, atau Daddy suruh Jeff untuk meninggalkanku dan memecatnya. Daddy akan kehilangan aku,” ancam Sarena. “Daddy harus tahu bahwa impianku adalah Jeff, jika Jeff pergi meninggalkanku, impianku akan sirna. Aku tidak akan bisa hidup lagi didunia ini.”
“Kenapa kamu mengatakan itu, Saren? Jika kamu memutuskan bersama Daddy, tradisi keluarga kita akan hancur.”
“Aku tidak perduli.”
“SARENA!”
“Daddy tidak setuju kan? Okee. Kalau begitu. Jangan coba-coba memisahkanku dengan Jeff jika Daddy tidak mau kehilangan aku.” Sarena bangkit dari duduknya. “Daddy akan kehilangan anak kesayangan Daddy. Dan, Daddy tidak akan pernah bertemu dengan aku lagi.” Sarena lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan sang Ayah yang masih memikirkan banyak hal. Semua itu akan sangat sulit untuk di bicarakan dengan Erang.
Apa yang akan selanjutnya terjadi? Apakah Rejal akan memberitahu Erang? Atau Rejal akan menyembunyikan ini? Dan, diam-diam mengusir dan memecat Jeffry?
Sarena membuang napas, semoga ayahnya mau memikirkan kehidupannya. Jika sang ayah diam-diam memisahkannya dan menyingkirkan Jeffry, Sarena tidak akan tinggal diam, semuanya akan Sarena pastikan, cintanya tak akan pernah memudar dan ia akan menyusul Jeffry kemanapun perginya.